Dalam kegiatan upaya menginventarisir, pengenalan jenis pohon konservasi dan meminimalisir risiko bencana tanah longsor, Kampus UNNES melalui programnya yaitu Unnes Giat Angkatan 3 memiliki tujuan agar dapat mewujudkan tujuan program giat yaitu "Bersama Unnes Giat Membangun Indonesia dari Desa".Pada kesempatan ini sebagian mahasiswanya ditempatkan di Desa Kalisalak dengan bimbingan dari Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yaitu Ibu Lesa Paranti S.Pd.M.A.,beliau membantu memberikan saran dan pengarahan mengenai program”Pelabelan dan Tanam Pohon Konservasi”di Daerah Rawan Longsor.Program tersebut merupakan salah satu program individu tim kami dalam UNNES GIAT 3.Pada pelaksanaannya bersinergi dan berkolaborasi program melalui kerjasama dengan anggota KATANA(Kalisalak Tanggap Bencana), KOPEL ALAM(Komunitas Pelestari Alam),Karang Taruna,LPMD (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa),PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga),PONDOK TANI,NU(Nahdlatul Ulama). Kegiatan tersebut dihadiri oleh perwakilan masing-masing organisasi yang terlibat sejumlah 30 orang.
Kegiatan Pemasangan Label pada pohon konservasi seperti pohon gayam,kopi,lerek,bringin.manggis dilaksanakan didaerah Rawan Longsor yakni Dusun Basongan dan Gorangan Lor. Pohon konservasi berjumlah 100 buah tersebut sudah ditanam sebelumnya oleh KATANA dan KOPEL ALAM. Pelabelan dilakukan dengan menggunakan kartu label, yang bertujuan untuk memberikan informasi larangan agar masyarakat tidak sembarangan menebang pohon tersebut sehingga tetap terjaga dan terawat. KATANA dan KOPEL ALAM berterima kasih kepada mahasiswa UNNES GIAT 3 yang telah melaksanakan kegiatan tersebut. “Kami berterima kasih atas inisiatif mahasiswa GIAT untuk melanjutkan pelaksanaan program organisasi kami yang beberapa tahun ini sejak pandemi COVID-19 vakum”.
Selain melakukan pelabelan dalam kegiatan ini juga bekerjasama dengan Komunitas PONDOK TANI yang memiliki Motto “No Farm, No Food, No Future”. Komunitas tersebut merupakan salah satu komunitas petani di Kabupaten Magelang. Dalam kegiatan ini pondok tani memberikan sumbangan sekitar 60 bibit pohon Lerak. Penanam pohon Lerak ini merupakan salah satu upaya agara masyarakat sadar akan manfaat pohon Lerak. Ketua Pondok Tani bapak Muhammad Khoirul Soleh mengungkapkan biji lerak merupakan salah satu komoditas ekspor yang sudah menembus pasar Eropa, Timur Tengah, Asia dan Amerika serikat. Keberadaan pohon Lerak saat ini sudah mulai jarang ditemui, oleh karena itu perlu dilestarikan. Pohon lerak memiliki banyak manfaat diantaranya sebagai penyimpan cadangan air karena memiliki akar tunggang yang kokoh. Bijinya mengandung zat saponin yang dapat digunakan sebagai sabun, deterjen dan bahan pencuci dalam pembuatan batik. Selain itu batang kayu pohon lerak juga memiliki nilai jual yang tinggi. Penanaman bibit pohon lerak dilakukan di Dusun Gorangan Kidul yang termasuk daerah rawan longsor.
Kepala Desa Kalisalak mendukung penuh kegiatan Labeling dan Penanaman pohon Konservasi. Beliau menuturkan “Kegiatan ini saat bermanfaat selain mencegah longsor juga sebagai upaya pelestarian alam agar anak cucu kita kelak tetap menikmati udara dan air yang bersih. Diharapkan kegiatan seperti ini dapat terlaksana kembali.” (Sabtu, 2 Desember 2022).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H