Mohon tunggu...
Dina Y. Sulaeman
Dina Y. Sulaeman Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Penulis, doktor Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran, Direktur Indonesia Center for Middle East Studies www.ic-mes.org

Selanjutnya

Tutup

Politik

Iran, Hukum Rajam, dan "Ariel"

11 Juni 2010   11:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:36 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

1. Jawaban tebak-tebakan: human security hirau pada segala jenis situasi yang membuat timbulnya perasaan tak aman pada manusia. Dan banyak orangtua yang hari ini benar-benar merasa tak aman saat menyetel tivi. Remote harus selalu dalam genggaman, supaya bisa segera mematikan tv jika ada hal-hal yang berbahaya. Bayangin aja, masak mau nonton berita (news, bukan infotenmen), dibahas juga soal si Ariel plus foto-fotonya. Sampai anakku nanya, “Bugil itu apa sih?” Untung anak-anakku belum punya hp. Kalau sudah, bayangkan betapa lebih tak amannya. Bagaimana kalau anak-anak dikirimi video dan foto2 yang macam2?

2. Lalu, bagaimana hukum potong tangan? Sungguh, delapan tahun tinggal di Iran tak sekalipun saya ketemu dengan orang yang putus tangannya. Apa di Iran tak ada pencuri? Harusnya ada ya.. masa orang Iran suci semua sih? Tapi, ternyata, hukum potong tangan dikenakan pada pencuri yang memang BERMENTAL pencuri. Artinya, udah dihukum, trus difasilitasi supaya ga nyuri lagi (udah dapat kerjaan), e..nyuri lagi, nyuri lagi.. Kan ini masalah mental? Dia memang tidak mau bekerja keras dan lebih suka mengambil jalan pintas: mencuri. Nah, orang yang kayak gini yang harus dihukum keras: potong tangan.

3. Oiya, ada sekilas info lagi soal Iran. Banyak yang mengkritik kewajiban jilbab di Iran dengan alasan: jilbab itu kan masalah privat, kenapa harus diurusi negara?! Dalam pandangan Iran, pakaian perempuan di luar rumah, adalah masalah sosial, bukan masalah privat. Anda boleh saja tidak berjilbab dan bahkan berpakaian seksi di hadapan pria-pria non-muhrim asal di wilayah privat. Misalnya, pesta-pesta pernikahan di Iran sering dilakukan dengan mengabaikan syariat Islam terkait hijab. Tapi, polisi tidak menggrebek tuh. Karena, pestanya dilakukan di rumah pribadi, yang merupakan wilayah privat warga negara. Tapi bila perempuan tampil di depan umum dengan tanpa hijab, atau laki-laki-perempuan bermesraan di depan umum, nah, baru jadi urusan polisi. Alasannya, balik lagi ke cerita soal “Ariel” di atas.

4. Ada baiknya kita dukung gerakan Jangan Bugil Depan Kamera .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun