Ketika kata yang melintas di sana, hanyalah gumam bernada redam
Mungkinkah ku urai diam?
Atau ku bisikkan saja..?
kau berjalan pelan di depan
Pada senja permulaan, di antara jelaga yang melulur dan kabut yang akan berbaur
Meniti bukit, sebelum malam mendekap ladam
Kau haturkan temaram
Tanpa aksara, setengah mati aku mengeja
mungkin malaikat menjelma jadi pria berkacamata
Kau harus tahu, ribuan surat untukmu hanya berakhir di rak buku
Tersimpan bersama debu yang menungguku bosan jadi peragu
suaramu jadi parau
Haruskah ku bunuh waktu, yang tak pernah lelah mengejekku, “bisu..bisu..”
Agar kau tahu, aku mencintaimu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H