Mohon tunggu...
Dinar Febri Budiman
Dinar Febri Budiman Mohon Tunggu... Sales - Aku tak pernah mencela hujan karena yang ku harap reda itu kecewamu

Spritual, filsafat dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Saat Kata Menjadi Air Mata

6 April 2023   23:05 Diperbarui: 6 April 2023   23:13 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: cinematic_labels

Aku tenggelam oleh air mata yang aku bendung sendiri.

Semuanya justru tak nampak walau sebatas riak, karena memang sakit ini sudah sampai pada dasarnya.

Di permukaan aku berusaha tenang seperti teratai menghadapi gelombang.

Bagaiama aku terisak-isak di sudut bumi sendiri.

Entah mengapa aku berharap tentang apa yang tak mungkin kembali.

Pada bahagia yang hanya mampu untuk dikenang,

percayalah rindu ini selalu menuntut jalannya mewujudkan temu.

Semoga air mata mampu menyampaikan bisik saat ia terjatuh.

Bekasi, 6 April 2023

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun