Mohon tunggu...
Dinar Febri Budiman
Dinar Febri Budiman Mohon Tunggu... Sales - Aku tak pernah mencela hujan karena yang ku harap reda itu kecewamu

Spritual, filsafat dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Memar Hati

20 Januari 2023   13:55 Diperbarui: 20 Januari 2023   14:08 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mementomagazine

Saat melihat kamu dengan dia, batin ini begitu tersiksa.

Akankah aku hanya mampu mencintaimu dengan tatap mata?

Mungkin kesalahanku padamu yang menunda-nunda mengungkap kata cinta

demi mengejar sempurna terlebih dahulu.

Sebab rasa takut berlebih pada manusia untuk menuntut segalanya

padahal mungkin kamu tidak seperti itu

Andai kamu tau arti diamku ini karena sedang memendam cinta ini sendirian.

Kini bunyi-bunyi pesan darimu tak pernah kembali.

Rindu ini selalu kembali tanpa bisa aku halang-halangi.

Meski ia telah tersembunyi perasaan yang harus aku senyapkan selamanya

Rasanya semua telah usai meski kita tak pernah memulai

Bagaimana pun hidup harus tetap berjalan meski tanpa dirimu untuk dimiliki.

Ragaku terus berjalan namun ruh ini selalu menoleh pada bayangmu.

Bekasi, 20 Januari 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun