Mohon tunggu...
Dinar Febri Budiman
Dinar Febri Budiman Mohon Tunggu... Sales - Aku tak pernah mencela hujan karena yang ku harap reda itu kecewamu

Spritual, filsafat dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berlindung dari Letupan Kebencian

14 Mei 2022   20:55 Diperbarui: 14 Mei 2022   20:57 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : Saya Sendiri


Jangan pernah meminta kabut untuk menutupi apa  yang tak ingin kamu lihat.

Dunia ini tidak diciptakan sesuai seleramu, ya inilah hidup dimana air hujan dan air mata bergantian menetes.

Dan setiap kita bersusah payah mencari teduh untuk tangisnya masing-masing.


Aku hinggap pada dunia tanpa ada sayap yang mampu membuatku terbang untuk singgah pada keindahan lain.

Kadang aku berjalan dengan lata dan beerair mata, air mata yang berusaha aku bekukan.


Kini manusia sudah teralalu bising untuk dipahami.

Bumi penuh dengan letupan amarah karena semakin banyak menjadi gila materi dan jati diri.

Tentang Surga yang tak sabar lagi aku menantinya, di sana sudah tidak ada lagi kebencian itulah kabar paling gembira.





Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun