Buku yang berjudul Success Protocol mencapai target ala sufi korporat merupakan buku yang ditulis oleh Ippho Santosa. Ippho Santosa merupakan sosok muda yang gaul, ia sukses dan saleh. Ippho Santosa juga merupakan sosok muda yang banyak dianugrahi follower, dan iya senang berbagi kepada khalayak tentang rahasia-rahasia suksesnya. Â
Buku ini terdapat istilah sufi yang sering diartikan ulama, namun dalam buku ini istilah sufi dimaksudkan yaitu orang yang di hatinya telah terinstall nilai-nilai spritual dan ia berusaha meng-copy-paste nilai-nilai itu ketempat kerja dan tempat usaha. Maka dengan kata lain sufi korporat yaitu orang-orang yang menempatkan pekerjaan sebagai ibadah dan sajadah, serta menjauhi segala sesuatu yang berbau haram.
Dalam buku ini terdapat 7 kunci kesuksesan yaitu work with worship (ikhtiar), work with network (ittihad), perfection for satisfaction (itqan), introspection for improvement (i’tikaf), persistency with consistency (indibath), productivity with sprituality (ihsan), dan productivity with sincerity (ikhram).
Work with worship (ikhtiar) merupakan salah satu kunci kesuksesan dimana ikhtiar merupakan segala sesuatu aktivitas atau pun kegiatan yang kita lakukan yang memiliki nilai ibadah dimana kegiatan ibadah ini diiringi dengan niat yang benar,sikap yang benar,dan cara yang benar, bukan sekedar bekerja. Dari pengertian work with worship (ikhtiar) kita diharuskan dalam melakukan suatu kegiatan harus diimbangi dengan nilai ibadah, dan harus meyakini bahwa tuhan itu Maha Melihat dan Maha Membalas. Segala sesuatu yang kita kerjakan tidak akan lepas dari pantauan tuhan serta suatu aktivitas yang dikerjakan yang memiliki nilai ibadah maka akan dibalas dengan yang baik oleh tuhan. Segala kebaikan yang kita torehkan  sama halnya seperti hukum kekekalan energi yang memastikan tiadanya energi yang musnah, seperti seseorang bapak yang bernama pak dwi yang menanamkan kebaikan selama belasan tahun di tempat kerjanya, ia mengabdi dan menanam namun tidak dihargai oleh bosnya hingga ia jatuh sakit dan meninggal. Tahun-tahun berlalu dan pak dwi memiliki empat orang anak dan anak-anaknya beriktiar, kemudian dengan izin Yang Maha Kuasa seorang anak menjadi 1 dari 24 tokoh yang berpengaruh tahun 2013 menurut RCTI dan penulis yang memberikan inspirasi pada jutaan orang dibelasan negara di 4 benua, anak pak dwi yaitu Ippho Santosa. Maka inilah hukum kekekalan energi, tidak ada energi (kebaikan) yang musnah, energi hanya berpindah atau berubah.
Work with network (ittihad) merupakan kunci kesuksesan yang kedua dimana jika kita ingin sukses maka didalam suatu pekerjaan kita harus menjalin tali silaturahmi dengan sesama manusia. Dimana kata silaturahmi diterjemahkan menjadi kata relasi,akses, ataupun network. Dalam berinteraksi sesama manusia kadang terdapat perbedaan. Kita dalam hal ini kita harus bersikap jangan buru-buru menghujat atau menuduh orang lain. Jika tuduhan kita salah maka akan mengakibatkan permusuhan dan perpecahan maka tali silaturahmi tersebut akan terputus sehingga relasi, akses serta network tersebut akan hilang maka kesatuan dan persaudaraan itu sangat mahal atau istilahnya ittihad. yang kita ketahui bahwa silaturahim itu mengundang rezeki, jika mutu silaturahim ini kita perbaiki dengan bermaaf-maafan dan berjabatan maka rezeki dan nasib akan membaik dan kesatuan dan persaudaraan (ittihad) akan tercapai.
Perfection for satisfaction (itqan) merupakan kunci kesuksesan yang ketiga, dimana seseorang harus memiliki sikap kerja yaitu teliti dan hati-hati, sepenuh hati, serta bermutu tinggi (dengan eksekusi terbaik,fokus terbaik,spirit terbaik, dan material terbaik) serta kita dalam melakukan aktifitas hendaknya tidak berkeluh kesah namun hendaklah berbenah diri.
Introspection for improvement (i’tikaf), merupakan kunci kesuksesan yang keempat, dalam Introspection for improvement ini terdapat 3 poin utama yaitu eksekusi vs evaluasi dimana poin pertama ini menjelaskan bahwa seseorang haruslah ber i’tikaf, maksud itikaf ini sering diartikan sebagai berdiam diri sebagai rangka ibadah dan ketaatan kepadanya didalam masjid. Maksud dari i’tikaf ini kita diharapkan mampu mengintropeksi dan mengevaluasi diri terhadap suatu aktifitas yang kita lakukan, meskipun di tengah kesibukan rutinitas atau istilahnya evaluasi ditengah eksekusi. Karena segala sesuatu hanya bisa ditingkatkan kalau pernah dievaluasi. Poin kedua yaitu arogan vs elegan, dalam poin ke dua ini kita dianjurkan untuk memiliki sikap tidak sombong terhadap posisi kita saat berada diatas, dikarenakan sikap sombong akan dapat memangkas self-eksteem, kesombongan dapat menular dan menjalar, serta kesombongan akan membersitkan sifat-sifat negatif lainnya. Yang sudah kita ketahui bahwa seseorang ada masanya, ada masa ia diatas dan ada pula masa dibawah, maka kita hendaknya tidak menyombongkan diri ketika saat berada diatas. Poin ketiga yaitu rutinitas vs kreatifitas, poin ketiga ini mengingatkan kita bahwa suatu rutinitas dapat mengundang kejenuhan dan kebosanan dikarenakan rutinitas itu hanya itu-itu saja yang dijalani, bahkan rutinitas dapat membunuh kreatifitas. Sehingga untuk mengatasi kebosanan tersebut kita harus mencari kegiatan yang lainnya seperti melakukan kegiatan yang mengundang adrenalin ataupun berlibur ketempat-tempat rekreasi semua itu dapat mengatasi kebosanan terhadap rutinitas.
Persistency with consistency (indibath), merupakan kunci kesuksesan yang kelima dimana dalam kunci kesusksesan ini kita harus menjadi seorang indibath atau disebut juga disiplin dalam segala sesuatu kegiatan seperti waktu kerja, waktu istirahat, serta waktu dalam beribadah seperti sholat apabila ciri ini berhasil kita penuhi maka kita akan menjadi pribadi yang dinanti-nanti dan dicari-cari seperti perusahaan mana yang tidak memerlukan tim yang solid dan disiplin.
Productivity with sprituality (ihsan), merupakan kunci kesuksesan yang keenam dimana kita harus yakin dengan keberadaan Allah dan merasa diawasin Allah. Inilah yang namanya ihsan, hendaknya ihsan hadir saat kita berada dikantor atau dimana saja, jika ihsan sudah hadir maka kita akan menjadi pribadi yang jujur, tak akan merugikan curi-curi waktu, atau mengambil sesuatu dengan kata lain kita akan beraktifitas dengan membawa nilai-nilai spritualitas isitahnya Productivity with sprituality.
Productivity with sincerity (ikhram). Merupakan kunci kesuksesan yang ke tujuh  dimana kita dalam melakukan suatu kegiatan atuapun aktivitas haruslah didasarkan dengan niat yang tulus dan iklas karena dengan adanya niat yang tulus dan ikhlas maka berkah dan bahagia akan didapat. Selain itu kita juga harus memiliki hati yang ikhlas dalam sedekah untuk menjemput ridhonya dengan kesungguhan amal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H