Mohon tunggu...
Dinar Rahmayanti
Dinar Rahmayanti Mohon Tunggu... Novelis - S1 Perbankan Syariah, STEI SEBI

Belajar mengikat ilmu dengan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Marketing [Adam Air, Maskapai Penerbangan Indonesia yang Akhirnya Bangkrut]

17 November 2021   13:20 Diperbarui: 17 November 2021   13:37 4122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Adam air, dengan nama lengkap PT. Adam Skyconnection Airlines, pertama kali beroperasi pada Desember 2003, Dengan pendirinya bernama Sandra Ang dan Agung Laksono. Maskapai penerbangan ini berbasis di Jakarta, dengan basis utama penerbangan Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta. Adam air menjadi alat transportasi penerbangan domestik juga penerbangan internasional yang banyak diminati masyarakat karena tarifnya yang relatif murah.  Ditengah persaingan berbagai maskapai penerbangan di Indonesia, Adam air sebagai maskapai dengan tarif rendah, Cukup menunjukkan perkembangan yang pesat.

Namun, untuk ukuran maskapai penerbangan Adam air dapat dikatakan berumur sangat pendek. Burung besi yang identik dengan warna orange ini berdiri sejak 2003 silam dan resmi tutup buku atau dicabut izin terbangnya oleh pemerintah Indonesia pada Maret 2008. Hal ini terjadi karena beberapa rentetan peristiwa kecelakaan yang sering dialami Adam air, dan juga permasalahan lainnya.

Apabila dinilai dari 10 aspek dimensi kualitas layanan, ada beberapa hal yang berkaitan dengan penyebab ditutupnya maskapai penerbangan ini. Yang pertama, Dari aspek kompetensi. Isu-isu mengenai ketidak terampilan pilot Adam air dalam mengemudikan pesawat mengindikasikan bahwa proses rekrutmen yang buruk serta kurangnya pelatihan yang diberikan dari pihak Adam air telah menjadi penyebab banyaknya kecelakaan yang terjadi pada maskapai ini.

Yang kedua, dari aspek kredibilitas pegawai. Kasus korupsi juga menjadi salah satu isu besar dalam runtuhnya Adam air. Kasus korupsi yang pernah tercatat dalam Adam air diantaranya, korupsi BBM, audit tidak transparan, bukti-bukti pembelian suku cadang yang mahal namun tidak disertai kualitas yang baik serta adanya penipuan pada laporan kewajiban pajak.

Yang ketiga,  dari aspek tangibel. Secara fasilitas fisik, faktor usia pesawat juga menjadi penyumbang risiko yang cukup besar pada terjadinya kecelakaan pesawat. Tarif murah yang ditawarkan ternyata mengharuskan Adam air menekan biaya operasional agar tetap bisa beroperasi. Hal ini diketahui pasca kecelakaan pesawat, diduga pesawat Adam air telah berumur 18 tahun saat kecelakaan terjadi. Di duga Adam air tidak memiliki sistem maintenance yang baik dan memadai.

Yang ke empat, dari aspek tata krama atau etika dalam berbisnis. Etika bisnis yang buruk turut menjadi sorotan dalam kasus Adam air. Adanya tekanan psikologis yang diberikan pihak manajemen kepada seluruh karyawan termasuk pilot dan pramugari, menjadi hal yang menyalahi aturan.

Yang kelima, dari aspek reliabilitas. Karena persoalan manajemen yang buruk termasuk di dalamnya korupsi, membuat maskapai Adam air mempunyai masalah sistem pembayaran hutang yang tidak teratur. Hal ini menjadi Adam air menjadi perusahaan penerbangan dengan tingkat hutang yang tinggi. Oleh karena itu para pemilik saham pada akhirnya menarik seluruh sahamnya pada Adam air setelah tidak adanya perbaikan manajemen di perusahaan tersebut.

Yang ke enam, dari segi keamanan dan juga perhatian pada pelanggan. Perusahaan Adam air dengan sistemnya yang buruk membuat pelayanan terhadap konsumen menjadi hal yang diabaikan. Keselamatan penumpang yang tidak menjadi prioritas serta tidak ada tanggung jawab terhadap keamanan para pelanggan.

Rentetan masalah diatas menunjukkan bahwa manajemen dan sistem pelayanan pelanggan dalam perusahaan menjadi hal yang penting. Dalam kasus Adam air, harga murah yang ditawarkan seolah menjadi satu-satunya sisi yang diperhatikan oleh perusahaan, mungkin dengan harapan agar semakin banyak konsumen yang menggunakan jasa tersebut.

Namun, perusahaan lupa bahwa kepuasan pelanggan menjadi faktor penting agar menjaga kepercayaan konsumen. Sistem pelayanan yang buruk juga fasilitas yang buruk serta keamanan yang diabaikan menjadi penyebab hilangnya kepercayaan. Sehingga, dari waktu ke waktu apabila tidak segera melakukan perbaikan,  produk atau jasa kita bisa ditinggalkan oleh konsumen. Seperti pada kasus maskapai Adam air yang akhirnya dicabut izinnya oleh pemerintah Indonesia karena banyak catatan hitam kecelakaan dan permasalahan yang cukup kompleks di dalamnya.

[Sumber]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun