ASI adalah makanan pertama yang alami untuk bayi. ASI menyediakan semua energi dan nutrisi yang dibutuhkan bayi untuk bulan-bulan pertama kehidupan. Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi, World Health Organization (WHO) merekomendasikan sebaiknya bayi hanya disusui air susu ibu (ASI) selama paling sedikit 6 bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berumur dua tahun (WHO, 2018). Â
Menurut data dari Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Jember tahun 2021, bahwa cakupan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di kabupaten Jember tahun 2021 meningkat yaitu 63,3%.Â
Meningkat karena ada sebagian dari ibu post partum yang sudah memahami cara peningkatan produksi ASI, tetapi sementara itu jika dibandingkan dengan standar pelayanan minimal yang telah ditetapkan, presentase cakupan bayi mendapat ASI eksklusif selama tahun 2021 belum memenuhi target.Â
Upaya memperbanyak ASI yaitu dengan meningkatkan kualitas makanan yang dapat merangsang pengeluaran ASI, misalnya sayur-sayuran hijau, daun katuk, daun ubi jalar, daun pepaya dan sebagainya.Â
Daun katuk  mengandung polifenol dan steroid yang berperan dalam reflek prolactin atau merangsang alveoli untuk memproduksi ASI, serta mengandung sterol yang bersifat estrogeni yang merangsang hormon oksitosin untuk memacu pengeluaran dan pengaliran ASI, sehingga daun katuk dapat direkomendasikan bagi ibu yang memiliki kendala dalam menyusui
Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini, di awali dengan memberikan penyuluhan tentang laktasi sebagai upaya peningkatan produksi ASI melalui ceramah, pemberian leaflet, tanya jawab dan dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan pelancar ASI berupa teh daun katuk.Â
Respon yang dihasilkan oleh responden cukup antusias dan dapat dipahami oleh para ibu menyusui. Teh daun katuk merupakan terapi non farmakologis untuk meningkatkan produksi ASI, yang dapat dikonsumsi sehari dua kali pagi dan sore.Â
Diharapkan dengan Pengabdian Masyarakat ini membuat Ibu menyusui dapat mandiri membuat ASI Booster dari olahan daun katuk dan secara signifikan dapat meningkatkan produksi ASI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H