Mohon tunggu...
DINAR PERBAWATI
DINAR PERBAWATI Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer in Universitas dr Soebandi

Kesehatan Ibu dan Anak

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Peningkatan Kapasitas Ibu Menyusui Melalui Kelas ASI di PMB Mumbulsari Kota Jember

19 Desember 2022   07:00 Diperbarui: 19 Desember 2022   07:04 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jember- Salah satu indikator mengetahui status kesehatan masyarakat di suatu negara dapat dilihat dari tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). 

Penyebab utama kematian bayi adalah karena penyakit infeksi yaitu infeksi saluran pernafasan dan diare. Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam laporannya menyatakan bahwa 53 % kasus pneumonia akut, 47 % kematian bayi akibat diare dikarenakan pemberian makanan yang buruk pada enam bulan pertama kehidupan. 

Di Jawa Timur Angka kematian balita (AKB) mencapai 25,3/1000 KH. (Dinkes Jatim, 2015). Pada tahun 2018 Angka kematian bayi (AKB) mencapai 166/1000 KH. (Dinkes Jember,2019). Pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif, dapat dijadikan salah satu upaya mencegah kematian  bayi. 

ASI adalah makanan alami pertama untuk bayi yang memberikan semua vitamin, mineral dan nutrisi yang diperlukan oleh bayi untuk pertumbuhan dalam enam bulan pertama dan tidak ada makanan atau cairan lain yang diperlukan. ASI memenuhi setengah atau lebih kebutuhan gizi anak pada tahun pertama hingga tahun kedua kehidupan (WHO, 2002). 

Di samping kandungan nutrisi yang lengkap didalam ASI juga terdapat zat kekebalan seperti IgA, IgM, IgG, IgE, laktoferin, lisosom, immunoglobulin dan zat lainnya yang melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi (Moehji, 2008). Lebih dari 136 juta bayi lahir setiap tahunnya, dan sekitar 92 juta diantaranya tidak mendapatkan ASI eksklusif sampai 6 bulan (Gupta, 2013).

Salah satu penyebab rendahnya pemberian ASI di Indonesia adalah kurangnya pengetahuan ibu hamil, keluarga dan masyarakat akan pentingnya ASI. 

Masalah ini diperparah dengan gencarnya promosi susu formula dan kurangnya dukungan dari masyarakat, termasuk institusi yang mempekerjakan perempuan yang belum memberikan tempat dan kesempatan bagi ibu menyusui di tempat kerja (Depkes RI, 2019). 

Berdasarkan data dari Kabupaten/Kota diketahui bahwa cakupan bayi yang mendapat ASI Eksklusif di Jawa Timur tahun 2020 sebesar 61% (Profil Kesehatan Jatim, 2019) . Cakupan ASI Eksklusif pada tahun 2020 ini mengalami penurunan di bandingkan dengan tahun 2019 sejumlah  (78.3%).

Upaya peningkatan cakupan ASI Eksklusif dilakukan dengan berbagai strategi, mulai dari penyusunan kerangka regulasi, peningkatan kapasitas petugas dan promosi ASI Eksklusif. 

Peraturan Pemerintah juga sudah di galakkan, di mana di dalamnya sudah ada tugas dan tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah daerah dalam pengembangan program ASI, diantaranya menetapkan kebijakan Nasional dan daerah, melaksanakan advokasi dan sosialisasi serta melakukan pengawasan terkait pemberian ASI Eksklusif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun