Mohon tunggu...
dina rasdiana rasjid
dina rasdiana rasjid Mohon Tunggu... -

Saya lulusan Sastra Jepang UNAS, Jakarta 1995. Suka lihat fenomena-fenomena yang terjadi di sekitar kita. Suka baca tentang apa saja yang menarik. Suka tulis-tulis apa saja untuk file pribadi. Punya tulisan A TRUE STORY by Dina yang ditulis di face book. Pernah tulis Buku Percakapan Bahasa Jepang level basic-pre intermediate untuk Penerbit Tangga Pustaka.

Selanjutnya

Tutup

Nature

POLUSI UDARA, KITA SEMUA KENA DAMPAKNYA

30 Mei 2011   02:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:04 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Masalah polusi udara merupakan masalah yang sangat serius sekali di negeri ini dan merupakan masalah yang rumit untuk dipecahkan. Bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, tapi juga merupakan tanggung jawab kita semua, yang sadar akan bahaya polusi untuk ikut mengkampanyekan budaya mencintai “udara bersih dan sehat”.

Kata polusi yang membuat kuping kita gerah mendengarnya, imagenya adalah asap yang berasal dari kendaraan bermotor yang sangat mengganggu hidup kita sehari-hari. Dari mulai jalan raya sampai perumahan, pencemaran polusi sekarang ini merupakan santapan kita sehari-hari. Apalagi di terminal bis. Asap hitam yang tebal yang berasal dari knalpot sangat mengganggu pernafasan dan merusak kesehatan.

Berdasarkan dari sebuah survey, Indonesia khususnya Jakarta, termasuk urutan ke 2 di dunia setelah Bangkok yang paling tinggi tingkat polusinya. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta orang, dan keadaan cuacanya yang hanya ada 2 musim saja, yaitu musim kemarau dan musim hujan, itu tentunya merupakan salah satu faktor yang bisa mempengaruhi keadaan polusi yang semakin memburuk. Karena bila dibandingkan dengan Negara lain seperti misalnya jepang yang mempunyai 4 musim, yaitu musim semi, musim panas, musim gugur , dan musim dingin, tingkat kebersihan udaranya tentu berbeda dengan Negara yang hanya punya 2 musim saja. Ditambah pula kesadaran masyarakat jepang akan polusi dan kebersihan lingkungan sangatlah tinggi. Itu juga mungkin dikarenakan tingkat ekonomi kehidupan mereka yang sudah mapan dan merata di seluruh lapisan masyarakatnya, sehingga orang-orang jepang ingin berkehidupan yang lebih sehat dan baik.

Sedangkan di Negara berkembang seperti Negara kita dengan penduduknya yang begitu banyak dengan tingkat strata sosialnya yang berbeda-beda, tingkat kesadaran masyarakat akan polusi sangatlah berbeda-beda. Bagi orang-orang yang bersrata sosial menengah ke atas yang berpendidikan tinggi, seharusnya lebih punya kesadaran akan pencemaran udara lebih tinggi, bila dibandingkan dengan tingkat strata sosial bawah yang masih hanya memikirkan kebutuhan primer saja. Bila mereka masa bodoh terhadap pencemaran udara, dampaknya yang lebih rentan terasa adalah orang-orang bersrata sosial menengah kebawah yang tidak punya pilihan karena setiap hari harus naik kendaraan umum atau berjalan kaki.

BAHAYA POLUSI

Polusi udara yang merupakan dampak dari industrialisasi dan kemajuan tehnologi dan kepadatan penduduk, pada umumnya sebagian besarberasal dari industri, mesin kendaraan bermotor, pembakaran sampah, asap rokok ataupun asap pabrik. Terkontaminasinya oksigen yang dihirup oleh manusia dengan polutan-polutan beracun juga menyebabkan sulit sekali menghirup udara bersih dan sehat.

Polutan udara yang dihasilkan dari asap-asap tersebut akan berpengaruh tidak hanya terhadap manusia saja, tapi juga tumbuh-tumbuhan, hewan, lingkungan hidup, misalnya :

1.Gas karbon monoksida

Yang sumber utamanya berasal dari kendaraan bermotor sangat berpengaruh terhadap hemoglobin manusia dan hewan.

2.Gas nitrogen oksida

Yang sumbernya juga berasal dari kendaraan bermotor, cukup berpengaruh terhadap tanam-tanaman karena mengandung racun. Dan pada manusia berpengaruh pada jalannya pernafasan.

3.Gas pengoksid fotokimia

Yang terjadi akibat reaksi hidrokarbon dengan atom-atom oksigen, bisa menyebabkan gangguan saraf penglihatan pada manusia dan juga bisa membuat mata menjadi perih.

4.Gas belerang oksida

Yang sumber utamanya berasal dari industri, juga dapat merusak tanam-tanaman. Terjadinya gangguan pada proses pembentukan klorofil dalam daun sehingga menyebabkan daun-daun akan berubah warna menjadi kering dan pucat. Selain itu gas ini juga berpengaruh terhadap benda-benda yang ada di sekeliling kita, misalnya cat mobil yang berubah secara perlahan-lahan.

5.Gas partikulat

Bisa menyebabkan keracunan pada manusia dan efeknya bisa mengganggu jalannya pernafasan.

6.Timbal

Yang sumber utamanya berasal dari asap kendaraan bermotor. Dapat menguap di udara, dapat mengendap di tanah, dan dapat berkumpul di air.

Timbal dalam udara jauh lebih berbahaya dari timbal yang mengendap di tanah atau air. Yang terhirup manusia, bisa mengakibatkan gangguan berupa anemia, sakit kepala atau kerusakan pada otak, juga hipertensi, stroke atau keguguran bagi ibu hamil. Dan kalau keracunan bisa juga menyebabkan kebutaan.

PERSOALAN POLUSI

Kepekaan dalam memandang masalah polusi udara sebagai salah satu persoalan lingkungan hidup, harus dilihat korelasinya antara ketegasan pemerintah dalam membuat peraturan dan kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan bahaya polusi.

Belum adanya ketegasan pemerintah dalam hal pengendalian polusi udara menyebabkan konsentrasi polusi udara menunjukkan kecenderungan yang makin meningkat dari tahun ke tahun dan sudah melampaui mutu baku udara emisi (batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk dikeluarkan dari sumber pencemaran udara).

Tanpa terkontrol banyak kita lihat kepulan-kepulan asap dari knalpot-knalpot kendaraan beroda 2, 4 sampai beroda 12 yang tidak laik jalan mengeluarkan senyawa-senyawa beracun yang berbahaya. Selain itu juga polutan udara yang berasal dari pabrik-pabrik yang kurang mementingkan keselamatan lingkungan, tak henti-hentinya mencemarkan lapisan udara. Dan akibat pergerakan udara di atmosfer, udara yang tercemar itudapat merambat kemana-mana sampai ke tempat tinggal kita.

Begitupun dengan orang yang merokok, selain rokok itu mengandung nikotin yang bisa menyebabkan kanker paru-paru, asap abu puntung rokoknya pun berpengaruh dalam pencemaran udara.

Juga orang-orang yang makan di warung atau di pinggir jalan, selalu menghirup karbon monoksida karena selalu kena gas knalpot. Sedangkan rumah-rumah atau kantor yang dekat pembuangan sampah, selalu kena asap pembakaran. Kalaupun tidak dibakar, angin yang bertiup akan menimbulkan udara yang sudah tercemar di tempat pembuangan sampah akan pindah mengikuti arah angin perginya kemana.

Pabrik-pabrik di kawasan industri tak henti-hentinya mengeluarkan gas beracun. Lapisan udara di kawasan itu tercemar oleh berbagai unsur kimia, seperti sulfur dioksida, karbon dioksida, oksigen nitrogen, timah hitam.

Dan juga tidak adanya sarana tempat pembuangan sampah yang baik dan tidak adanya peraturan perusahaan pemisahan sampah antara sampah yang bisa dibakar dengan sampah yang tidak bisa dibakar, menyebabkan masyarakat dengan caranya sendiri-sendiri seperti yang sering kita lihat sering membakar sampah yang di sekelilingnya, ada pemukiman-pemukiman. Mereka tidak sadar bahwa pembakaran sampah dalam temperatur yang tidak tinggi akan mengeluarkan senyawa-senyawa beracun yang sangat berbahaya bagi kesehatan.

PENUTUP

Tulisan ini sekedar untuk mengingatkan kita bahwa betapa sudah sangat serius sekali masalah polusi udara di negeri ini. Dan sangat mendesak sekali untuk dipikirkan bersama.

Dan upaya untuk mengurangi pencemaran udara, harus dilakukan oleh semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat.

Bagi pemerintah harus lebih tegas lagi dengan peraturan-peraturan tentang undang-undang pengendalian polusi udara. Hal ini penting untuk memanage masyarakat kita yang pluralistik yang kadar pengetahuan dan cara berfikirnya berbeda-beda. Bagi masyarakat sendiri, harus sadar dan harus punya sikap dan budaya mencintai “udara bersih dan sehat”. Dan harus menunjukkan kepedulian akan bahaya polusi udara bagi kesehatan. Misalnya dengan menanam pepohonan. Karena dedaunan pohon atau tanaman dapat membersihkan udara kotor. Karena tanaman pada siang hari akan menyedot co2 dan mengeluarkan 02. Sebaliknya pada malam hari, tanaman akan menyedot o2 dan mengeluarkan co2. Dan juga menanam pepohonan bagus untuk mengurangi pencemaran udara yang sekarang ini sudah diambang batas. Setidak-tidaknya sikap tersebut harus dimulai dari diri kita sendiri. Dan kita bisa mulai mengkampanyekannya mulai dari sekarang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun