Mungkin saat itu tepatnya 27 November 2012 hari spesial bagi saya. Karena mobil yang saya tumpangi bukan mikrolet ataupun metromini seperti yang biasa saya gunakan sehari-hari.
Kegembiraan disaat itu juga menurut saya adalah kegembiraan kuadrat. Bukan sembarang orang yang mengajak saya untuk menaiki mobilnya. Tetapi, yang menawarkan saya adalah orang nomor dua di Jakarta saat itu. Tentu saja beliau sekarang sudah menggantikan Joko Widodo sebagai Gubernur DKI.
Sepertinya ada yang kurang saja jika pengalaman itu tidak saya ceritakan kepada pembaca Kompasiana yang tercinta. Siapa tahu bisa bermanfaat.
Dimanapun ada Ahok begitu sapaan Basuki Tjahaja Purnama disitulah ada wartawan. Ibaratnya sih kalau disitu ada lalat pasti ada borok. Hehehe. Dan saya tidak mau ketinggalan momen-momen seru untuk meliputnya.
Memang seharusnya menjadi jurnalis itu minimalah ada SIM C. Tetapi, tidak dengan saya. Kemana-mana harus ngecer alias jadi angkoters. Awalnya bingung saya mau naik apa untuk mengejar-ngejar mantan Bupati Belitung Timur untuk mengikuti jadwalnya.
Sekian menit mencari-cari tumpangan akhirnya saya dapat juga. Wartawan itu dari media cetak Jawa Pos. Terima kasih ya Mas Badri. Hehe.. Sehingga bisa sampai di tempat liputan.
Dengan seragam coklat-coklat khas PNS DKI, Ahok sudah berpidato dihadapan Forum Umat Islam (FUI) di Jalan Suryo Pranoto Jakarta Pusat. Telat 20 menit tidak apalah yang penting bisa saya wartakan. Hehe..
Selang 30 menit acara sudah berakhir, Ahok keluar ruang sambil menggunakan lift. Di dalam lift beliau bercerita tentang ayahnya yang pernah menyumbang untuk mesjid dan dirinya menghadiri acara keagamaan Islam.
Menuju mobil dia menawarkan saya untuk menaiki Land Cruisernya. Seraya berkata "Kamu pulangnya naik apa, ayo sini coba mobil seharga 1 Milyar ini," ujarnya kepada saya. Lalu saya jawab, "tadi saya kesini numpang motor temen pak, tapi enggak pakai helm," tandas saya.
Tanpa berpikir panjang saya menjajal kursi empuknya Land Cruiser tersebut. Dia juga menceritakan kalau dirinya suka mendengarkan music dangdut. Dan tak mau ketinggalan selalu menonton berita. Menurutnya, Land Cruiser dengan mobil lainnya sama saja daya tampungnya sama. Tidak ada bedanya. Hohohoho.
Mungkin ini pengalaman berkesan bagi saya. Karena jarang sekali pejabat untuk menawarkan mobilnya kepada wartawan yang tidak memiliki kendaraan seperti saya. Hehehe.