Siang yang terik. Satu cangkir kopi hitam masih ngebul dihadapanku. Teriknya matahari siang ini tak menyurutkan langkahku untuk menyeruput kopi hitam dengan perlahan di kedai kopi dekat rumahku.
"Seperti itukah cintamu kepadaku, D?" Tanya seseorang dihadapanku.
Kuangkat wajahku. Mendadak, hasrat menyeruput kopi pun lenyap. Blas. Lenyap tak bersisa. Yang tersisa hanya kepahitan dibenakku.
"Boleh duduk di sini,D?" Tanyanya sembari menarik bangku kemudian sebelum aku menjawab, dia sudah duduk dengan manis tanpa bersalah.
"Tak kusangka kau menyukai kopi hitam. Sudah berubahkah seleramu? Bagaimana dengan perasaanmu kepadaku? Masih suka terbangun di dini hari, D?"
Pret banget! Aku diam. Malas menanggapinya.
"Diam aja ni...." Al menjentikkan jarinya.
Aku diam.
"Sudah kupesankan dua cangkir kopi mix untukmu, satu untukku dan satu untukmu. Tenang, saya yang teraktir." Kata Al jumawa.
Aku menelan ludah. Pahit!
Kemudian, Al menelengkupkan wajahnya. "Lelah, D. Wake me up when it's over, D. Over, maksudnya, bangunkan saya ketika kau sudah selesai dengan kediamanmu itu...."