Suatu pagi yang indah di akhir pekan. Angin bertiup semilir. Dedaun masih basah oleh embun pagi. Ah, sejuk terasa. Namun, tidak sesejuk langkah-langkah besarku. Aku tergopoh-gopoh menaiki anak tangga yang seolah tak ada ujungnya.
"Cepat, D! Kita hampir sampai! Makanya, diet, D!" seru Angel dengan nafas yang tidak teratur.
"Iya, iya." sahutku dengan nafas yang tak kalah tidak teraturnya.
Dan.... Jleb!
Segala lelah hilang diganti dengan ketakjuban. Aku langsung mengambil posisi di belakang Angel. Aku berusaha menahan tubuhnya yang kuperkirakan akan pingsan namun perkiraanku keliru. Angel kuat.
"Angel, kita duduk di sana, yuk." ajakku.
"Kita telat lima menit, D! Hanya 5 menit!" ucap Angel nyaris histeris.
Aku membalas beberapa tatapan mata dengan senyuman manis. Kutuntun Angel menuju pojok ruangan.
"Kita hanya terlambat lima menit, D. L-lima menit." ulang Angel. Kali ini, pelan namun memilukan.
Kupegang telapak tangan kanan Angel dan kutekan pelan. Kuharap, Angel akan lebih tenang.
Ketika aku sibuk menenangkan Angel, datang sesosok laki-laki yang membuatku kedua pipiku memerah.