Yup, daun tembakau memang bagus untuk kesehatan. Dengan rajin mengonsumsi daun tembakau, maka beberapa penyakit dapat diobati, di antaranya adalah protein anti kanker, melepaskan gigitan lintah, obat diabetes dan antobodi, anti radang, obat HIV/AIDS, pemelihara kesehatan ternak, penghilang embun, obat luka, serta sebagai biofuel. Hal ini karena daun tembakau mengandung kandungan ilmiah, yaitu saponin, flavonoid, alkaloid, minyak terbang (pada kulit, batang dan daun), polifenol (pada kulit batang dan daun), dan bersifat anti-inflamasi. Nah, seringkali, alasan itulah yang diberikan oleh para perokok aktif sebagai pembelaan bahwa daun tembakau bagus untuk kesehatan. Aman dikonsumsi.
Yeah! Tentu saja, jika memang daun dimanfaatkan dengan baik dan benar. Selain itu, pemanfaatannya pun ditujukan untuk hal yang positif. Akan tetapi, daun tembakau berbahaya jika dipergunakan sebagai salah satu bahan produksi dalam pembuatan rokok. Hal ini disebabkan oleh daun tembakau dapat berfungsi sebagai pestisida atau diolah sebagai obat bius.
Tidak percaya? Mari kita lihat apa saja kandungan racun di dalamnya. Yaitu polonium, nitrosamine, formaldehid, kadmium, arsenik, sianida, dan timbal. Mengutip komentar beberapa kawula muda,"Ngeri-ngeri sedap" berkaitan dengan kandungan di dalam daun tembakau.
Lalu, apakah ini salah daun tembakau, konsumen, pengusaha, atau petani? Oho, maaf, kali ini bukan hal tersebut yang akan saya berikan kepada Kompasianer. Yang ingin saya bagikan adalah alasan perokok aktif dan bagaimana perokok pasif insyaf sebagai konsumen rokok. Berikut adalah hasil wawancara santai dengan beberapa teman dari teman kerja serta lingkungan sekitar.
1. Alasan perokok aktif
  a) Merokok itu keren, 'gak gahool, cool, dan laki atau perempuan banget;
  b) Bagus untuk tenggorokan karena menghangatkan;
  c) Kalau tidak merokok, seperti kehilangan sesuatu yang berharga, yaitu kamu....:
  d) Sosialita saja kok;
  e) Asem mulutku kalau tidak merokok; serta
  f) Menghilangkan gegana (gelisah, galau, merana), andilau (antara dilema dan galau), meriang (merindukan kasih sayang), baper (bawa perasaan), japer (jaga perasaan), dan sederet istilah seperti itu.