Sejumlah cerita terangkum manis dan secara tidak langsung merupakan kesaksian sang penulis, Seno Gumira Ajidarma (SGA) berdasarkan kumpulan cerpennya selama periode tahun 1985 - 2014 yang dimuat di beberapa media massa. Kesaksian yang manis karena dekat dengan dunia masyarakat umum , khususnya di beberapa kota di Indonesia. Misalnya di Jakarta. Salah satu kisah yang merupakan kesaksian kisah nyata dengan balutan fiksi, yaitu terdapat pada halaman 190 -209, "Jakarta 14 Februari 2039". Peristiwa penjarahan yang terjadi di ibukota saat lengsernya Presiden Soeharto diungkapkan dengan miris oleh SGA. Fiksi bercampur faksi.Â
Pada kisah tersebut, dikisahkan dari tiga sudut pandang, yaitu perempuan berusia 40 tahun sebagai hasil rudapaksa saat penjarahan dan kerusuhan terjadi pada tahun 1998, sang korban-ibu dari perempuan berusia 40 tahun- yang berusia 60 tahun pada tahun 2039, dan sang pelaku rudapaksa-ayah sang bayi perempuan- berusia 60 tahun pada tahun 2039. Ketiganya dikisahkan dalam setting situasi yang berbeda, hanya sama tanggal dan tahunnya, yaitu 14 Februari 2039. Menarik dan menggetirkan dengan amanat yang mendalam. Ketiga tokoh mampu melewati berbagai lintasan waktu namun kenangan yang terjadi pada tahun 1998 sulit dilupakan.
Kesaksian SGA sebagai pengarang dan wartawan juga diungkapkan melalui serangkaian cerita mengenai Sukab. Tepatnya, dalam Dunia Sukab 1. Pada bagian pertama, Dunia Sukab 1 dikisahkan tokoh bernama Sukab dengan berbagai latar 8 cerita pendek yang beragam. Ya, Sukab bisa menjelma menjadi siapa saja. Salah satunya adalah "Khuldi" (halaman 81-90). Sukab, sebagai salah seorang penjual buah mendapatkan keuntungan banyak dengan berjualan Khuldi, apel yang dimakan oleh Siti Hawa dan Nabi Adam A.S.Â
Bagaimana mungkin, Khuldi yang berada di Taman Firdaus mampu dijual oleh Sukab dan laku terjual, laris-manis tanjung kimpul, mengalahkan buah-buahan yang dijual oleh pedagang buah lainnya di Pasar Dargombez. Para pembelinya sebagian besar merupakan ibu-ibu golongan menengah dengan mobil mewahnya. Saat membeli dan mencaplok buah tersebut, para ibu beserta keluarganya nampak berbahagia dan sulit mendefinisikan bagaimana rasanya karena berbeda dengan buah lainnya, khususnya buah apel.Â
Betul. Sukab bisa menjelma menjadi siapa saja. Yaitu, di antaranya, perempuan yang memilih jalan kekerasan, penemuan ladang pembantaian, salah sasaran penyiksaaan orang yang tidak bersalah, penampakan orang-orang yang dibakar, The Pinocchio Disease, Â rakyat yang bingung memilih pemimpinnya, percakapan sepatu mengenai kesetiaan, sekretaris cantik dengan kakinya yang kapalan, kurir toko bunga yang menggoda pembantu rumah tangga, jenazah hilang karena kebanjiran, ditemukannya mayat preman dalam karung, dan buah dosa turun-temurun. Kesemuanya itu terangkum dalam tiga bagian. Pertama, Dunia Sukab 1 yang terdiri dari 8 cerita, yaitu "Penari dari Kutai", "Pengaduan Sukab", "Carmina Burana", "Potret Keluarga", "Sukab & Sepatu", "Selamat Malam, Duhai Kekasih", "Khuldi", dan "Manusia Api". Kedua, Dunia Sukab 2 yang terdiri dari 6 kisah, yaitu "HooiyyAAAiyyOOO!", "The Pinocchio Disease", "Banjir", "Tetangga Saya yang Bertato", "Sita dan Suaminya", dan "Wati Memakai Sepatu Tinggi". Ketiga, Dunia Sukab 3 yang terdiri dari tiga cerita, yaitu "Telepon dari Aceh", "Jakarta, 14 Februari 2039", dan "Perempuan Preman".
Jadi, keren dan layak dibaca juga dikoleksi Dunia Sukab Sejumlah Cerita yang ditulis oleh SGA, salah seorang penulis favorit saya sejak kuliah di strata satu. Toplah untuk Penerbit Noura Book yang kembali menerbitkan karya sastra keren. Â Dunia Sukab, kumpulan cerita faksi dengan penyampaian fiksi yang hadir sebagai kesaksian SGA.
Judul buku: Dunia Sukab Sejumlah Cerita
Penulis: Seno Gumira Ajidarma
Penerbit: Noura Book
Cetakan: I, Agustus 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H