Mohon tunggu...
Dina Purnama Sari
Dina Purnama Sari Mohon Tunggu... Dosen -

There is something about Dina... The lovely one...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Telepon

13 Januari 2016   10:26 Diperbarui: 13 Januari 2016   10:50 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

00.00 wib...

"Hallo, D. Assalamualaikum, sudah tidur?" tanya di sebarang lembut.

"Waalaikumsalam. Iya, ada apa?"

"Maaf, ya, aku tidak jadi datang hari ini dan tidak bisa memberitahu keberadaanku saat ini."

Aku tersenyum dengan mata tertutup. "Tidak perlu kau katakan sedang berada dimana, Lilo karena aku sudah mengetahuinya. Kau sedang bersama dengan Kupu-kupu, kan?"

Di sebrang sana, Lilo, batuk-batuk kecil. "Kau tahu, D? Saya di rumah sakit, D. Saya tidak sendirian tapi bersama dengan  yang lainnya."

"Mmm, 'kan aku pakai perasaan perempuanku, Lil, bukan ijazah dan teori-teori yang kupunya. Lagipula, emangnya harus menemani dia hingga selarut ini?" kataku santai berusaha menekan cemburu.

"Iya, ini saya juga mau pulang tapi ngantuk pisan. Mungkin mau tidur sebentar di mobil. Ok, see u soon, ya, D."

"Oke, tc, take care dan ttyl, talk to you later. Luph you."

"Luph you too. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."

Klik.

***

00.30 wib....

"D!!! Help!" jerit suara di sana.

Aku terkesiap. Kaget.

"Ampuh, Dijeh. Ada apa?"

Bla, bla, bla. Dijeh, salah seorang kolega di kantor curhat tanpa henti. Entah darimana dia mendapatkan energi sebesar itu. Curhat tanpa koma dan titik. Semuanya diakhirnya dengan penekanan tanda seru. Walaupun demikian, aku masih konsisten dengan kondisi mata tertutup.

"D, D, are u there?!" tanya Dijeh.

"Iya, ini aku masih di sini."

"Huft, lega. Kirain kau sudah melanglang buana ke dunia mimpi."

"Santai, saya masih di sini."

"Oke, thanks, D. Saya tidur dulu. Lega. Saya hanya ingin bercerita denganmu. Bye, selamat malam."

"He-eh. Oh, oke. Malam. Bye." Aku menarik nafas lega.

***

Baru sekian menit menikmati indahnya masa istirahat, ponselku bergetar dan mengeluarkan suara.

01.45 wib.

"D, apa kabar?"

"Baik."

Refleks, aku membuka mata lalu duduk. Suara yang kukenal dengan baik namun tidak membuatku baper.

"Lagi apa? Begadangkah?"

Aku berdehem. "Lagi duduk."

"Eh, hadeuh...."

Seperti biasa, aku dan dia, Al, diam sejenak. Aku bingung mau bicara apa.

"Ya sudah, D, begitu saja. Saya pamit. Saya hanya ingin mendengar suaramu."

"Oh, ok."

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."

Klik.

Aku tidak mengantuk lagi. Malahan jadi gelisah. Tidak bisa tidur.

Yo wis, aku segera ke kamar mandi. Berwudhu dan shalat sunah, bermunajat kepada-Nya karena sebelum tidur, aku telah shalat isya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun