Sebelum menonton film "Surga yang Tak Kurindukan (SYTK)", saya sudah menyiapkan tisu kering dan tisu basah. Hal itu mengingat pesan CEO di Fun Institute, Mbak Erawati. Kata Mbak Era,"Bagus, Din, ceritanya. Gue aja sampe' nangis dan perlu tisu untuk mengelapnya." Owh, okelah.
Lalu, persiapan lainnya adalah membaca beberapa komentar di social media mengenai pro dan kontra film SYTK. Seru, seru, dan seru.
Tak lupa, melihat jadwal pemutaran filmnya di web cinema 21 serta dana yang sesuai. Tanpa ragu, lima puluh ribu rupiah pun berpindah dari dompet ke pegawai penjual tiketnya pada Sabtu, 1 Agustus 2015, Pukul 18.15 WIB di XXI dekat rumah.
Tambahan lain, saya menyengaja menontonnya sendiri saja karena sang partner sedang bertugas di luar kota dan teman-teman saya penyuka film Indonesia pun sedang sibuk dengan dunianya masing-masing. Alhamdulillah, di dalam studio 1, jika saya tak salah mengingatnya, banyak penonton lain yang menemani menonton film SYTK.
Sedih adalah kata pertama yang diberikan. Betul, saya memerlukan tisu saat beberapa adegan sedih berlangsung. Akan tetapi, saya tak sempat mengambil tisu di dalam tas karena sibuk mengudap popcorn dan diselingi minum soda. Untunglah, air mata tidak mengucur deras, hanya berkaca-kaca. Sedih ketika melihat Arini mengetahui suaminya, Pras, menikah lagi. Belum lagi, sebelumnya, ayahnya meninggal dunia ditambah pernikahan suaminya itu "didukung" oleh kedua sahabat suaminya. Sedih karena lama menunggu ketegasan Pras memberitahu sang istrinya mengenai Arini. Saya juga sedih kala mengingat sudah lama tidak berzikir 99 Asmaul Husna. Film ini mengingatkan saya kembali untuk berzikir Asmaul Husna. Ya, akhir-akhir ini, saya lebih sering berzikir "yang simpel" dan "praktis" saja padahal zikir Asmaul Husna juga termasuk simpel dan praktis.
Manis. Manis saat mengetahui Arini menerima kehadiran Meirose serta Meirose dewasa dalam bersikap dan terus meminta suaminya, Pras, untuk memberitahu Arini.
Berlebihan. Beberapa pengguna socmed mengkritik alasan Pras menikahi Meirose. Namun, setelah mencermati dan mengingat buku poligami islami yang pernah dibaca, saya memakluminya. Jangan tanya mengenai isi buku tersebut karena banyak hal yang saya lupa. Adegan Meirose mengendarai mobilnya dengan cepat sehingga mengalami kecelakaan dan saat dia berniat bunuh diri usai melahirkan caesar merupakan dua hal lainnya yang berlebihan. Secara judul, film SYTK memang berlebihan tapi justru disitulah salah satu nilai jualnya.
Alami. Para pemain berakting dan berwajah alami. Raline Shah dan Laudya Cythia Bella masih tetap cantik alami. Ferdi Nuril lebih banyak di close up dan tetap kalah manis dibandingkan Vino G. Bastian.
Jadi, mumpung masih diputar di jaringan Cineplex 21, segera menonton film SYTK. Jangan lupa, siapkan tisu dan kacamata hitam jika tak ingin tetangga sebelah Anda tahu bahwa ada airmata menetes di pipi atau kedua mata memerah.
Â
Â