Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin (PDS HB Jassin) terletak di salah satu bagian di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta. Tepatnya, PDS H.B. Jassin terletak di Lantai 2 Gedung Galeri Cipta II di Kompleks TIM, Jalan Cikini Raya No 73, Jakarta. PDS H.B. Jassin memberikan pelayanan kepada para pengunjung perpustakaan yang ingin mencari informasi yang terkait dengan dunia sastra. Selain itu, di sana juga disediakan fasilitas ruang bacaan, ruang fotokopi, serta bisa dijadikan tempat berkumpul, berdiskusi, dan belajar perseorangan ataupun kelompok dan komunitas.
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin semula berdiri berdasarkan dokumentasi pribadi H.B. Jassin yang dijuluki sebagai Paus Sastra Indonesia. H.B. Jassin menggelutinya berdasarkan pendokumentasian sastra dengan dana dan tenaga yang serba terbatas sejak ia mengembangkan minatnya akan dunia sastra dan pustaka pada tahun 1930-an. Saat itu, usianya belum genap 30 tahun. [caption id="attachment_181098" align="aligncenter" width="300" caption="Pertemuan Perdana Mentoring Pramuda 16 FLP Jakarta, PDS HB Jassin, TIM, Jkt, Minggu, 12 Feb 2012, bersama Arul Khan, Menulis Profesi atau Hobi. "]
[/caption] Dokumentasinya tersebut menggugah perhatian Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin. Ali Sadikin pun turun tangan dan memelihara kelestariannya agar dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang. Oleh sebab itu, Ali Sadikin kemudian memberikan tempat kepada H.B. Jassin di salah satu gedung yang terdapat di TIM sebagai lokasi Pusat Dokumentasi. Adapun, Yayasan Doukumentasi Sastra H.B. Jassin didirikan pada 28 Juni 1976. Sejak tahun anggaran 1977/1978, Pemerintah Daerah DKI Jakarta memberikan subsidi kepada yayasan ini yang kemudian berganti nama menjadi Pusat Dokumentasi Sastra. Sementara itu, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan juga ikut mendukung pembiayaan lembaga tersebut pada tahun anggaran l983/l984. Ada pula sumbangan-sumbangan lain dari para donatur tidak tetap. Kemudian, kala keluar SK (Surat Keputusan) Gubernur DKI Jakarta No. SK IV 215 tertanggal 16 Februari 2011, yang ditandatangani langsung oleh Fauzi Bowo, dinyatakan bahwa PDS HB Jassin hanya memperoleh anggaran Rp 50 juta setahun dan hal tersebut cukup mengundang reaksi banyak pihak, salah satunya di lingkungan kesenian dan kebudayaan. Mengapa? Hal itu karena pendanaan untuk PDS HB Jassin yang biasanya masuk dalam kelompok dana untuk Dewan Kesenian Jakarta, Gedung Kesenian Jakarta, Institut Kesenian Jakarta, dan Badan Pengelola Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki kini masuk dalam "bangsa" Teater Tanah Air maupun Sanggar Roda. Pada tahun-tahun sebelumnya, PDS HB Jassin sempat memperoleh Rp 500 juta tiap tahun. Kemudian, dana turun menjadi Rp 300 juta. Tahun lalu, pengelola gudangnya ilmu para seniman, sastrawan, dan peneliti dalam dan luar negeri pun berjibaku dengan kucuran biaya yang kembali disunat menjadi Rp 164 juta. Nah, bagaimana dengan biaya yang sekarang? Alhamdulillah, apapun itu, saya beserta teman-teman di Forum Lingkar Pena (FLP) Jakarta pernah merasakan sejuknya pendingin ruangan dan fasilitas audio visual untuk penyelenggaraan pelatihan Pramuda 16, satu kali dalam sebulan, mulai Februari hingga Juni 2012. Serunya lagi, Pak Endro dan timnya selama kurun waktu tersebut sangat kooperatif dalam kegiatan tersebut. Berkaitan dengan hal itu, saya dan teman-teman FLP Jakarta mengucapkan terima kasih atas kerja samanya yang baik dan menyenangkan. Semoga di lain kesempatan, kita bisa kembali bekerja sama dengan baik dan menyenangkan lagi dan sukses selalu untuk roda kehidupan di PDS H.B. Jassin. Merdeka! A. Referensi Bacaan: 1.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pusat_Dokumentasi_Sastra_H.B_Jassin 2.
http://oase.kompas.com/read/2011/03/20/13083794/Kisah.Tragis.PDS.HB.Jassin B. Dokumentasi Foto: Dok. Pribadi Penulis, Dina Purnama Sari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya