Mohon tunggu...
Dina Aprlia
Dina Aprlia Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswi Universitas Pamulang

Mahasiswi Universitas Pamulang Prodi S1 Akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sistem Pengendalian Manajemen pada Perusahaan PT Ramayana Lestari Sentosa

14 Juni 2024   12:06 Diperbarui: 14 Juni 2024   12:38 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumBerkas:Ramayana.svg - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasber gambar

Kunci Sukses PT Ramayana Lestari Sentosa dalam Industri Ritel Indonesia 

Dalam lanskap bisnis yang terus berubah dan semakin kompetitif, perusahaan dituntut untuk memiliki sistem pengendalian manajemen (SPM) yang efektif guna mencapai tujuan strategis dan mempertahankan keunggulan kompetitif. 

Hal ini terutama berlaku bagi perusahaan di sektor ritel, di mana margin keuntungan tipis dan loyalitas pelanggan menjadi faktor penentu kesuksesan. PT Ramayana Lestari Sentosa, salah satu pemain utama dalam industri ritel Indonesia, telah membuktikan bahwa penerapan SPM yang tepat dapat menjadi katalis bagi pertumbuhan berkelanjutan dan kinerja keuangan yang solid.

Didirikan pada tahun 1983 di Bandung oleh pasangan wirausaha M. Yamin Yunan dan Anni Muharni, Ramayana memulai perjalanannya dengan sebuah toko sederhana seluas 300 meter persegi di Pasar Baru. 

Visi mereka sederhana namun ambisius: menyediakan produk-produk berkualitas dengan harga terjangkau bagi masyarakat luas. Konsep "one-stop shopping" yang diusung Ramayana, di mana pelanggan dapat menemukan beragam kebutuhan mulai dari pakaian, aksesoris, perlengkapan rumah tangga, hingga makanan dalam satu atap, ternyata menjadi resep sukses yang mengantarkan perusahaan ini tumbuh pesat dalam beberapa dekade berikutnya.  

https://images.app.goo.gl/zR7yvFhoMiKEHmTu8
https://images.app.goo.gl/zR7yvFhoMiKEHmTu8

Saat ini, Ramayana telah memiliki lebih dari 130 gerai yang tersebar di 60 kota di seluruh Indonesia, mempekerjakan lebih dari 15.000 karyawan. Keberhasilan ekspansi ini tidak lepas dari peran SPM yang diterapkan perusahaan, yang mencakup aspek perencanaan strategis, penganggaran, pelaksanaan operasional, hingga evaluasi kinerja. Mari kita telaah lebih lanjut bagaimana Ramayana mengimplementasikan SPM dalam berbagai area bisnisnya. 

Perencanaan Strategis dan Operasional Ramayana memahami bahwa untuk bertahan dan berkembang dalam industri ritel yang dinamis, diperlukan perencanaan yang matang baik di level strategis maupun operasional. Di level strategis, perusahaan berfokus pada ekspansi jaringan toko ke lokasi-lokasi potensial, diferensiasi produk dan layanan, serta optimalisasi rantai pasok. Sementara itu, di level operasional, Ramayana memberikan perhatian khusus pada aspek-aspek seperti pengelolaan persediaan, visual merchandising, pemasaran dan promosi, serta pengelolaan keuangan toko. 

Penganggaran dan Keuangan Sebagai perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak 1996, Ramayana mengedepankan disiplin keuangan dan transparansi dalam pengelolaan anggarannya. Proses penganggaran dilakukan secara ketat dan terpadu, melibatkan seluruh unit bisnis dan gerai. Anggaran tidak hanya mencakup proyeksi pendapatan dan biaya operasional, tetapi juga rencana belanja modal untuk pembukaan gerai baru, renovasi, serta investasi teknologi. Hasilnya terlihat dari kinerja keuangan Ramayana yang solid, dengan pendapatan bersih mencapai lebih dari Rp6,5 triliun dan laba bersih sekitar Rp500 miliar pada tahun 2022. 

Pelaksanaan dan Pengukuran Kinerja Ramayana menerapkan sistem Key Performance Indicators (KPI) yang komprehensif untuk memastikan setiap level organisasi berkontribusi terhadap pencapaian tujuan perusahaan. KPI ini mencakup parameter seperti pertumbuhan penjualan, efisiensi biaya, kepuasan pelanggan, dan produktivitas karyawan. Untuk mendorong kinerja optimal, perusahaan mengaitkan sistem insentif dan penghargaan dengan pencapaian KPI. Selain itu, Ramayana juga berinvestasi dalam pelatihan dan pengembangan karyawan secara berkelanjutan, memahami bahwa sumber daya manusia yang kompeten adalah aset berharga bagi perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun