Mohon tunggu...
Dina PramitaDewi
Dina PramitaDewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Diponegoro

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN Undip Ajak Warga Dusun Beningrejo Panen Cuan dari Akuaponik : Workshop Intensif Menentukan Harga Jual Produk

15 Agustus 2024   19:05 Diperbarui: 15 Agustus 2024   19:08 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Beningrejo, Gaum---Dilihat dari ketersediaan bahan baku dan iklim, Desa Gaum memiliki potensi untuk dijadikan tempat pengembangan bisnis akuaponik. Sistem perpaduan budidaya ikan dan sayuran dalam satu wadah ini dinilai sangat menjanjikan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Namun, kendala dalam menentukan harga jual yang tepat seringkali menjadi hambatan bagi para pelaku usaha akuaponik di desa ini.

Penentuan HPP (harga pokok produksi) dan harga jual yang tepat adalah kunci keberhasilan dalam usaha akuaponik. Dengan mengetahui komponen-komponen yang membentuk HPP, seperti biaya produksi, biaya operasional, dan biaya pemasaran, membuat para pelaku usaha dapat menentukan harga jual yang realistis dan menguntungkan.

Menyadari potensi besar akuaponik dan kendala yang dihadapi warga, Dina Pramita Dewi dari Program Studi Akuntansi sebagai salah satu anggota tim II KKN UNDIP 2024 menginisiasi sebuah workshop mengenai perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) dan penetapan harga jual produk akuaponik. Workshop ini bertujuan untuk membekali warga dengan pengetahuan yang cukup agar dapat menentukan harga jual yang kompetitif dan menguntungkan.

Workshop perhitungan HPP dan harga jual produk dilaksanakan pada hari Minggu, (28/07/24). Kegiatan dilaksanakan di Balai Dusun Beningrejo dengan sasaran peserta yaitu warga Dusun Beningrejo. Dalam workshop ini, para peserta diajak untuk memahami secara mendalam tentang perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) produk akuaponik. Mulai dari biaya tetap produksi, seperti biaya pembuatan media budidaya berupa ember, pembelian peralatan, hingga biaya variabel seperti pakan ikan dan bibit, dijelaskan secara rinci. Tak hanya itu, peserta juga dibagikan selebaran leaflet agar mempermudah dalam merinci perhitungan bisnis yang sebenarnya.

Pelaksanaan workshop ini diharapkan dapat mendorong semakin banyak warga Desa Gaum untuk berwirausaha di bidang akuaponik. Dengan demikian, Desa Gaum tidak hanya dikenal sebagai daerah yang kaya akan sumber daya alam, tetapi juga sebagai pusat pengembangan akuaponik yang inovatif dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun