Mohon tunggu...
hazelnat_nut
hazelnat_nut Mohon Tunggu... Mahasiswa - i'm counting the days until i see you again

@dakwahyukkk_

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senja yang Tak Akan Pernah Datang Lagi

21 Juli 2023   17:28 Diperbarui: 21 Juli 2023   17:34 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

hiruk pikuk kegiatan para manusia sangat terasa dikala pagi hari. banyak manusia yang berlalu-lalang di jalanan. tak lain juga gadis berambut pirang yang tengah duduk di salah satu kursi dengan melamun. "hai, kau ini masih pagi sudah melamun saja. apa yang kau pikirkan teman?" ia hanya membalas dengan senyum tipis. Yah, andai saja semua orang tau bahwa dia sangat merindukan sosok yang selalu ada dipikirannya bebera tahun terakhir ini.


jika masalalu bisa diputar dan diulang seperti jarum jam ia tidak akan pusing memikirkan sosok yang  ada dipikirannya saat ini. 4 tahun bersama seseorang yang membuat nyaman sangat menyenangkan bukan. ah, tapi sekarang hanya tinggal kenangan saja. alam dan jagat raya sebagai saksi bisu ikut berduka cita atas kepergiannya. Tapi hidup terus berjalan meski ia telah pergi, menikmati hari-hari dengan banyak aktivitas. Banyaknya teman, keluarga disekitarnya, ia tak merasa senang. hatinya kosong, sepi yang tak lain tak bukan karena sosok yang selalu ada, tapi itu dulu, dulu sebelum ia memilih jalannya.

Jam kuliah pun sudah tamat, matahari mulai menengelamkan visualnya. Si gadis pirang mulai menapaki jalanan untuk pulang dan mengistirahatkan badan yang selama ini pura-pura kuat di depan banyaknya manusia. setiap hari kegiatan yang dilakukan hanyalah itu itu saja, helaan nafas selalu dihembuskan tiap harinya. berubah ya berubah hari-hari yang dulunya berwarna, mengenal arti kebersamaan, kesetiaan dan semacamnya. tapi lenyap begitu saja hanya karena sosok yang bersemayan dihatinya 4 tahun terakhir. 

untuk kepergiannya juga sangat membekas selama itu. dimana si gadis pirang belum mengenal apa itu cinta sampai dia mengenal bagaimana rasanya ditinggal namun perasaan yang ditinggalkan masih bersemayam cantik direlung hatinya. saat libur kuliah diumumkan si pirang sangat lah senang karena dalam pikirnya ia akan bertemu sosok yang selama ini masih menjadi tokoh favoritnya. ekspetasi memang bertolak belakang dengan realitanya, hari-hari yang dinatikan tidak kunjung ada sampai chat wathsapp pertama kali terlontar "kita udahan sampai disini saja" yahh si pirang mengatannya selama berbulan-bulan ia pendam. namun jawaban yang terduga "semoga masalah-masalah yang terjadi bisa terjawabkan di waktu-waktu yang akan datang". tanpa adanya babibubebo pernyataan itu langsung divalidasi oleh orang yang sudah diberikan kepercayaan selama ini. sedih yah jelas sedih tapi karena si pirang gadis yang sangat amat gengsi ia tak akan memperlihatkan dirinya yang rapuh itu, hahaha lucu 

dan saat itu tak pernah ada lagi sosok nama yang singah dihati si gadis pirang. meskipun banyak sekali laki-laki yang berlalu-lalang tapi tak ada satupun yang menarik atentionnya, dia pikir bahwa semua laki-laki akan datang dengan rayuan yang manis namun setelah itu akan ditinggalkan, dan dugaan yang selalu dijadikan landasan itu benar benar laki-laki datang cuma penasaran. 

si pirang berterima kasih pada sang semesta ia pikir dia belom sempat berjodoh dengan dia, atau akan dipertemukan diwaktu yang tepat dan pada versi yang sama-sama diterima oleh semesta. menjalani hari-hari yang sedikit gila tanpa adanya sameone to talk yang diajak berdikasi untuk bercengkrama tentang masa depan si gadis pirang menjalaninya sendirian. meskipun tahun sudah berganti senja itu tetap menjadi tokoh favoritnya. yahh ia tau bahwa senja yang ditunggu-tunggu itu tak akan pernah datang lagi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun