Mohon tunggu...
Dina Nur
Dina Nur Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Seorang mahasiswi Universitas Pamulang, prodi sastra Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hubungan Sosiologi Sastra dengan Novel Home Sweet Loan

16 Desember 2023   21:56 Diperbarui: 16 Desember 2023   21:57 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Novel Home Sweet Loan merupakan salah satu karya sastra yang dihasilkan oleh analis keuangan Almira Bastari. Novel ini menggambarkan empat orang yang berteman sejak SMA bekerja di perusahaan yang sama meski beda nasib. Saat usia 31 tahun, mereka berburu rumah idaman yang minimal nyerempet Jakarta.

Pada novel ini, kita bisa melihat tentang konflik sosial khususnya di Jakarta. Dalam kesempatan kali ini, saya akan mengkaji sosiologi sastra pada novel Home Sweet Loan.

Sosiologi Sastra dapat terjadi jika terdapat kesamaan cerita di novel dengan kehidupan masyarakat pada umumnya. Seperti halnya kisah Kaluna yang bekerja keras untuk keluar dari atap yang berisikan tiga keluarga. Kaluna sudah engap dengan keadaan di rumah yang mengharuskannya selalu mengalah dengan para saudara-saudaranya.

Diceritakan saat sang keponakan ingin kamar karena teman-temannya sudah punya kamar sendiri, dengan terpaksa, Kaluna yang harus berkorban lagi, ia memberikan kamarnya untuk ponakan sedangkan dirinya diasingkan ke kamar untuk pembantu.

Lalu saat papa Mas Hansa ulang tahun, Kaluna sadar segala buah tangan yang selama ini ia bawa tidak artinya, keluarga Mas Hansa termasuk Mas Hansa menganggap segalanya bernilai dari mewah atau tidaknya sebuah barang. Selain itu, dalam hubungan yang seharusnya sudah memikirkan jenjang lebih serius ternyata visi yang berbeda menjadi hambatan.

Saat Mas Hansa menginginkan Kaluna mengganti mobil baru agar lebih aman perjalanan Jakarta-Tangerang, sudah berulang kali Kaluna berargumen bahwa dirinya lebih baik menggunakan tabungannya untuk beli rumah bukan mobil. Berbeda dengan Mas Hansa.

Hal ini sering terjadi dalam kehidupan sosial di masyarakat. Memiliki hubungan, bukan hanya senangnya saja, selain menyamakan visi dan misi juga hubungan yang baik dengan keluarga calon kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun