JAKARTA — Ada yang berbeda dari program kerja Divisi Social Community Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STM PPM, yakni PPM Mengajar yang menekankan pembelajaran hard skill maupun soft skill untuk perkembangan diri. Program PPM Mengajar adalah suatu kegiatan pengabdian masyarakat dengan tujuan peningkatan mutu pendidikan terutama jenjang pendidikan Sekolah Dasar di daerah yang membutuhkan. PPM Mengajar sudah dilakukan 6 kali secara berturut-turut setiap tahunnya. Tahun ini PPM Mengajar hadir dengan nama PPM Mengajar 6.0 yang dilaksanakan di Kampung Kebagusan 1 atau bisa dikenal dengan Kampung Pemulung selama 3 Minggu. Materi yang diberikan setiap harinya, membekali anak-anak dalam bidang hard skill yang berfokus di hari Sabtu dan soft skill yang berfokus di hari Minggu.
Pada hari pertama pelaksanaan PPM Mengajar 6.0 (10/12/22), anak-anak sangat antusias dalam mengikuti pelajaran Matematika dan bahasa Inggris. Sebelum memulai pembelajaran, anak-anak diajak untuk senam terlebih dahulu agar meningkatkan fokus mereka saat belajar. Dengan menghadirkan suasana belajar mengajar yang menyenangkan, anak-anak diharapkan dapat merasakan bahwa belajar itu menyenangkan. “Dalam proses belajar-mengajar, kami senantiasa mendekatkan anak-anak dengan lingkungan dan kegiatan yang menyenangkan seperti bermain dengan tujuan agar anak-anak lebih dekat dengan dunia belajar dan menanamkan mindset bahwa belajar bisa dari mana saja,” kata Dina, ketua pelaksana PPM Mengajar 6.0.
Di hari kedua pelaksanaan (11/12/22), penekanan pembelajaran terletak pada soft skill yang dimiliki anak-anak. Anak-anak diajak untuk mengenal kakak-kakak panitia di kegiatan bonding sehingga lebih dekat dan lebih kenal dengan kakak-kakak panitia, yang nantinya akan sering bertemu dengan mereka. Setelah bonding, ada permainan 369 untuk meningkatkan fokus mereka sebelum beralih ke permainan tradisional. Di permainan tradisional, anak-anak dikenalkan permainan Ular Naga, Benteng-bentengan, dan Domikado. Permainan tradisional ini diharapkan dapat mengembangkan sikap saling tolong-menolong, bekerjasama dengan tim, dan melatih fokus. Permainan hari ini ditutup dengan menyanyikan lagu Laskar Pelangi bersama-sama. Tentunya hal ini memberikan kesan mendalam setelah puas bermain dan belajar baik untuk anak-anak maupun para panitia.
Permulaan hari ketiga(17/12/22) diawali dengan belajar matematika bersama para pengajar. Disambung dengan permainan tebak gaya, anak-anak memberikan gaya terbaik mereka untuk memenangkan games ini sesuai dengan arahan MC. Setelah sesi ice breaking, dilanjutkan dengan sesi belajar bahasa Inggris. Sedangkan hari keempat(18/12/22), pembelajaran dimulai dengan senam dan dilanjutkan dengan membuat filter air. Pembuatan filter air ini memanfaatkan hal-hal di sekitar saung seperti batu, krikil, tisu, arang, pasir, dan ijuk. Kegiatan membuat filter air juga memberikan pemahaman bagaimana air yang kotor bisa menjadi bersih. Kegiatan ini juga bertujuan agar anak-anak dapat belajar dengan memanfaatkan hal disekitar mereka. Selanjutnya kegiatan diteruskan dengan outbond berkeliling kampung Kebagusan. Anak-anak dibagi menjadi beberapa tim dan satu orang sebagai pemimpin tim. Kami berharap dari kegiatan hari keempat ini, soft skill anak-anak dapat terasah dengan lebih baik.
Pada hari kelima(7/1/23) PPM Mengajar, kegiatan dilakukan seperti pada hari-hari sebelumnya yaitu belajar Matematika dan bahasa Inggris. Lalu untuk mengembalikan fokus anak-anak diberikan selingan kegiatan yang tentunya juga untuk mengembangkan soft skill yaitu permainan bercermin. Semua anak dibagi menjadi beberapa kelompok. Kelompok yang menang adalah kelompok yang paling kompak dan paling sama gerakannya. "Aku sama temen-temen tadi gayanya paling kompak apalagi yang gaya Spiderman makanya kami menang. Games-nya seru banget," terang Cahaya, Anak Kelas 5 peserta PPM Mengajar 6.0. Di hari keenam(8/1/23), PPM Mengajar memfokuskan untuk mengembangkan public speaking anak-anak dengan membuat kegiatan Mini Theatre. Panitia juga ikut berperan dalam kegiatan tersebut. Cerita yang dibawakan oleh semua tim adalah Bawang Merah dan Bawang Putih, lalu setiap tim dipersilahkan untuk improvisasi dialog. Anak-anak sangat antusias dalam memerankan Bawang Merah. Setelah Mini Theatre selesai, dilanjutkan dengan pohon impian, setiap anak dan panitia dipersilahkan menuliskan mimpinya di pohon yang terbuat dari tutup botol.
Di penghujung kegiatan PPM Mengajar terdapat agenda penyerahan donasi buku dan juga uang kepada Yayasan Indonesia Hijau (YIH). Donasi uang tersebut nantinya akan digunakan sebagai dana untuk anak-anak di Kampung Kebagusan 1 melaksanakan ujian kejar paket. Tak lupa pembagian hadiah dari masing-masing panitia juga yang ikut memeriahkan puncak PPM Mengajar 6.0. Dengan berakhirnya PPM Mengajar 6.0 diharapkan anak-anak dapat merasakan manfaat dari kegiatan PPM Mengajar ini seperti belajar itu menyenangkan, belajar dari sekitar, dan belajar dapat dari apa saja. Selain itu, manfaat kegiatan PPM Mengajar ini juga langsung dirasakan oleh para panitia yaitu dengan berkembangnya soft skill yang dimiliki. "Kepanitiaan PPM mengajar, mengajarkan saya untuk berkomunikasi dengan baik dengan panitia maupun anak-anak. Saya juga merasa kemampuan adaptasi juga diasah untuk selalu beradaptasi terhadap perubahan lingkungan, cuaca, hingga rencana. Harapannya PPM Mengajar ini akan selalu hadir setiap tahunnya dan memberikan dampak positif bagi setiap insan yang terlibat," jelas Nurul, Panitia PPM Mengajar 6.0.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H