Â
Sebuah puisi sederhana dari saya yang bukan siapa-siapa.Â
Sebuah puisi yang saya buat di kota kecil di Pulau Kalimantan.
Banjarbaru, Minggu, 09 Januari 2022
Rumah Swadaya Hanya Angan Belaka!
Kumulonimbus menghantui malam Bergemuruh Suara guntur bertalu-talu Petir saling sambar                 Suasana bagai Perang Bharatayuda
Di sudut ruang yang tidak terang Termanggu seorang Lelaki Tua       Badan renta                       Wajahnya berhiaskan keriput usia
Gurat-gurat kehidupan terlihat nyata Anila berhembus kencang      Menyelimuti kulit berbalut tulang Membuat suasana semakin terlihat menderita
Sesekali air hujan membasahi wajah lusuhnya                           Mengigil dingin mengeritik gigi tuanya Matanya llirih                   Memandangi setiap bagian rumah yang kini tak sempurna melindunginya
Dinding kayu dimakan usia          Celah-celah lubang di mana-mana   Bocor sudah biasa                   Tiang-tiangnya hampir roboh semua
Kemana si tua ini mengadu?       Bantuan rumah swadaya enggan menyapa  Kartu sakti KKS tak kunjung tiba     Konon katanya si kakek tidak terdata