Mohon tunggu...
Dina N. A Muaz
Dina N. A Muaz Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah candu walau terkadang terhalang typo.

Pecinta hujan namun tidak suka kehujanan Seseorang yang sedang belajar merangkai aksara dan mengabadikannya di media

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gagal Tak Mengapa

6 November 2021   20:41 Diperbarui: 6 November 2021   20:46 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Gaggal tak mengapa, karena gagal adalah proses menuju keberhasilan"

Sejak kecil manusia mempunyai sejuta keinginan karna manusia diciptakan dibekali nafsu namun agar menyeimbanginya manusia juga dibekali Allah dengan akal dan pikiran. Hal yang paling sederhana adalah nafsu untuk memenuhi kebutuhan dasarnya seperti nafsu untuk makan dan minum sampai ingin terlihat lebih pintar, lebih cantik, inign menjadi pengusaha, ingin menjadi pilot, ingin menjadi kaya raya dan keinginan lainya. Untuk mewujudkan keinginan tersebut tentunya tidak bisa hanya dengan mengedipkan sebelah mata dan tiba-tiba langsung terwujud menjadi nyata. Perlu usaha nyata dan doa untuk mewujudakannnya.

Dalam proses meraih mimpi yang sudah kita pahatkan di langit biru itu tentunya tidak semulus muka artis Korea dan tidak juga semulus lantai marmer, ada saja terpaan dan halangan datang menyapa. Bahkan sudah berusaha keras mati-matian hasilnya tidak sesuai harapan, bukan keberhasilan yang didapatkan malah kegagalan. Kegagalan memang kata yang agak menakutkan untuk kamu yang selalu ingin kesempurnaan, takut gagal membuatmu takut untuk mencoba, padahal tidak mengapa gagal, karena kegagalan gerbang keberhasilan.

 Saat dalam posisi kegagalan adakalanya kita iri dengan keberhasilan orang lain. Timbulah bisikan-biskan setan bersemayam di kepala " Kok dia yang berhasil, padahal aku lebih.... darinya?". Rasa diri "lebih baik" dari orang lain inilah yang sanagat berbahaya. 

Merasa diri paling sempurna, paling pintar, paling bisa segalanya dan terkadang malah meremehkan orang lain, bila orang lain berhasil malah menggap hal itu hanya sebuah keberuntungan belaka. Padahal siapa tau doanya lebih banyak, usahanya lebih keras dan pastinya itu memang takdirnya.

Wajar rasanya manusia merasa "ingin terlihat lebih dari manusia lainya", bahkan hal itupun sudah tersirat pada lagu yang sering kita nyanyikan sewaktu kecil dalam lirik lagu "Bintang Kejora". Ada yang masih ingat lirik lagu bintang kejora?. Kalau lupa akan kutuliskan biar kita noslagia bersama.

" Kupandang lagit Penuh Bintang bertaburan

Berkelap kelip seumpama intan berlian

Tampak sebuah lebih terang cahayanya

Itulah bintangku bintang kejora yang indah selalu"

Sumber : LyricFind

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun