Mohon tunggu...
Dinand Hazbin
Dinand Hazbin Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

seseorang yang haus akan ilmu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menilik Hari Kebangkitan Nasional

20 Mei 2013   18:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:17 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sudah 105 tahun bangsa ini memperingati hari kebangkitan nasional. Cukup tua sekali kalau di analogikan seperti umur manusia. Berbicara tentang hari kebangkitan nasional, apakah kalian tahu tentang sejarah hari kebangkitan nasional??. Ingat kata “JASMERAH” jangan sekali-kali melupakan sejarah. Apa arti dari sebuah kebangkitan kalau kita lupa akan sejarah kita.

Kita akan review kembali ingatan kita. Kebangkitan nasional adalah sebuah masa dimana bangkitnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan belanda dan jepang. Pada hari kebangkitan nasional ini ditandai dengan lahirnya budi utomo (20 Mei 1908) dan adanya ikrar sumpah pemuda (28 Oktober 1928).

Sebenarnya kebangkitan nasional itu terjadi pada saat adanya SDI atau Sarekat dagang Islam yang dirintis oleh H.samanhudi di Surakarta pada tahun !905. SDI ini berdiri bertujuan untuk menghimpun para pedagang muslim untuk bersaing dengan para pedagang besar asal tionghoa. Yang pada saat itu pedagang tionghoa lebih maju usahanya dan memiliki hak dan status lebih tinggi dari para penduduk hindia belanda lainnya.

Banyak beberapa pertanyaan yang timbul mengenai kebangkitan nasional ini. Seperti kenapa orang muslim yang lebih dulu hadir dengan organisasi Sarekat Dagang Islam belum bisa menimbulkan rasa kebangkitan nasional?. Padahal saat itu organisasi ini menjadi motor kesadaran nasional di pasar. Malah budi utomo yang dijadikan sebagai motor kebangkitan nasional pada tanggal 20 Mei 1908.

Ini terasa aneh karena secara terang-terangan pada kongres budi utomo di Surakarta. Organisasi ini menolak pelaksanaan cita-cita persatun Indonesia dan malah lebih mengutamakan keanggotaan terbatas untuk para bangsawan jawa. Ini membuktikan bahwa budi utomo mendukung gerakan javanisme dari pada gerakan kebangkitan nasional.  Dan masalahnya kenapa kita kenang setiap tahun??.

Pada saat itu banyak organisasi yang lebih mendukung perjuangan kemerdekaan RI (17 agustus 1945). Tapi kenapa pemerintah memilih organisasi budi utomo yang sudah mati dan tidak mendukung gerakan cita-cita nasional. Dan kalau mengacu pada organisasi budi utomo lebih baik dinamakan hari kebangkitan para kaum feodal jawa daripada hari kebangkitan nasional.

Mungkin Cuma ini seklumit tentang sejarah hari kebangkitan nasional yang bisa saya sampaikan. Silakan para pembaca memfilter hal mana yang baik dan mana yang buruk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun