Mohon tunggu...
Dina Mardiana
Dina Mardiana Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan penerjemah, saat ini tinggal di Prancis untuk bekerja

Suka menulis dan nonton film, main piano dan biola

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tatkala Pak Rasidi Bersua Kembali dengan Sophie Marceau Si Gadis Bond

22 Maret 2016   23:00 Diperbarui: 23 Maret 2016   12:07 3836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sophie Merceau dalam Braveheart. Sumber: theaceblackblog.com"][/caption]Mungkin pembaca belum kenal siapa Pak Rasidi, dan Kompasianer yang masih ABG mungkin nggak tahu siapa Sophie Marceau sebelum kalian semua membaca tulisan saya ini sampai habis. Kecual, ya kecuali para Kompasianer angkatan saya atau bahkan angkatan Bapak saya yang mungkin mengenal atau pernah mendengar nama Sophie Marceau.

Saya pertama kali tahu tentang Sophie Marceau adalah ketika ia membintangi film Braveheart sebagai putri raja dari Prancis yang naksir Mel Gibson. Film tentang pahlawan rakyat Skotlandia yang dibuat tahun 1995 tersebut sangat booming sampai-sampai Mel Gibson dan filmnya banyak dapet penghargaan Academy Awards. Namun, justru yang menarik perhatian saya yang waktu itu masih kecil, kayaknya masih SMP, adalah kecantikan Sophie di film tersebut dan Bahasa Perancisnya yang terdengar anggun. Walaupun saat itu sih saya masih nggak ngerti dia ngomong apa, ha ha ha… Ketahuan usia saya ya :D?

[caption caption="Sophie Marceau sebagai putri raja dari Perancis dalam film Braveheart (1995) (Foto: pinterest.com)"]

[/caption]

Namun, sepertinya wanita bernama asli Sophie Daniele Sylvie Maupu ini lebih dikenal di kalangan publik internasional, termasuk Indonesia, saat ia bermain sebagai gadis Bond, mendampingi Pierce Brosnan dalam film berjudul The World Is Not Enough tahun 1999, dan berperan sebagai Elektra King. Di situ, Sophie memerankan seorang cewek pewaris perusahaan minyak raksasa dari Inggris yang dilindungi James Bond mati-matian, bahkan sampai membuat Bond jatuh cinta padanya. 

[caption caption="Film The World Is Not Enough (1999) melambungkan nama Sophie Marceau di kalangan publik internasional, termasuk Indonesia. (Foto: dailymotion.com)"]

[/caption]

Padahal, Sophie ini sudah moncer bintangnya bahkan sejak zaman tahun 1980-an ketika ia bermain dalam La Boum, film Perancis yang juga turut diputar di Pusat Kebudayaan Prancis di Jakarta pada sekitar tahun 1987. Sampai-sampai, Sophie didatangkan ke Jakarta untuk turut memeriahkan film tersebut. Setidaknya, itulah yang diceritakan Pak Rasidi, ‘bapaknya anak-anak’ Pusat Kebudayaan Prancis Jakarta (selanjutnya kita singkat saja CCF) yang saat itu masih berlokasi di Jalan Senopati, merangkap penunggu, penjaga, pengurus, pengangkat telepon, juru kunci, semuanya deh...

Kalau para Kompasianer pernah mengikuti kursus Bahasa Perancis, pernah datang ke acara-acara budaya Perancis, pastinya kalian juga lumayan akrab dengan CCF. Dan saya harap kalian juga cukup akrab dengan Pak Rasidi, pria jangkung bertubuh kurus namun terlihat gagah, yang setia menyambut tidak hanya staf, melainkan juga siswa-siswi, dan tamu-tamu yang datang berkunjung ke CCF dengan senyumnya yang sumringah. 

[caption caption="Film La Boum yang melambungkan nama Sophie Marceau (foto: moviescreenshots.blogspot.com)"]

[/caption]

Nah, ketika Sophie Marceau berkunjung ke CCF Jakarta itulah, bak mendapat durian runtuh.. eh.. hujan duit (waduh, apa ya kata-katanya yang pas?), Pak Rasidi berkesempatan bertatap muka langsung dengan sang aktris jelita itu. Tidak hanya itu, bahkan mengobrol dan berfoto bersama! Kalau di Perancis, aktris yang saat itu sedang tenar (bahkan sampai sekarang pamornya belum pudar) mungkin susaaaah banget untuk ditemui di jalanan, apalagi diajak foto bareng. Di Indonesia, atau lebih tepatnya di Jakarta, Pak Rasidi yang selalu simpatik dan ramah ke semua orang mendapat kesempatan emas nan langka bisa berfoto berdua dengan sang aktris bak sepasang kekasih, ha ha ha. Sophie yang sedang mekar-mekarnya (maksudnya kecantikan dan auranya), dan Pak Rasidi yang waktu itu juga masih muda dengan kulit legam serta kumisnya yang aduhai :D. Dan, setelah pertemuan yang bersejarah itu, keduanya mendapat sorotan pada buletin bulanan CCF yang saat itu masih bernama Le Coq de Jakarta, pada kolom editorial.

 [caption caption="Sophie Marceau dalam kolom editorial Le Coq de Jakarta (1987) (foto: dok.pribadi)"]

[/caption]

[caption caption="Profil Pak Rasidi juga dimuat dalam buletin Le Coq de Jakarta (1987) bersamaan dengan berita tentang Sophie Marceau datang ke Jakarta (Foto: dok.pribadi)"]

[/caption]Bertahun-tahun berlalu. Siapa yang menyangka ternyata Pak Rasidi masih merekam memori tersebut dalam ingatannya. Ia pun juga selalu menyimpan fotonya yang berdua dengan Sophie ketika masih sama-sama muda. Ah, hal sedemikian wajar, karena pria yang setia ini telah lama ditinggal wafat istrinya bahkan sejak ia belia. Bapak yang selalu terlihat awet muda ini tidak pernah mengikat janji dengan wanita lainnya sepeninggal istrinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun