Mohon tunggu...
Dina Mardiana
Dina Mardiana Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan penerjemah, saat ini tinggal di Prancis untuk bekerja

Suka menulis dan nonton film, main piano dan biola

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ibu Irma Suryati: Pemberdayaan Penyandang Difabel Melalui Pengolahan Limbah Kain Perca

23 November 2017   09:29 Diperbarui: 23 November 2017   10:03 2283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bermodalkan Rp 50ribu dari Dinas Sosial, Ibu Irma Suryati mendirikan UKM Mutiara Handycraft yang memproduksi kain keset dari limbah pabrik garmen. (foto: blogspot Ibu Irma Suryati)

Menjadi penyandang difabel bukan halangan. Melainkan, keterbatasan adalah sebuah tantangan untuk berkembang melebihi apa yang tidak kita kira. Setidaknya, itulah yang saya lihat pada sosok Ibu Irma Suryati asal Kebumen, Jawa Tengah.

Sebelumnya, Ibu Irma memang beberapa kali mencoba melamar pekerjaan, namun tidak ada perusahaan yang mau menerimanya dengan keadaan fisik yang terbatas. Wanita kelahiran tahun 1975 ini justru tidak putus asa. Ia merasa bahwa orang-orang seperti dirinya di luar sana bisa jadi merasakan hal yang sama, dan ingin membantu mereka. Untuk itu, Ibu Irma menghubungi dinas sosial setempat pada tahun 2003 silam dengan tujuan ingin mendirikan sebuah usaha yang dapat memberdayakan para penyandang difabel. Dan, permohonannya mendapatkan modal usaha dikabulkan dengan menerima kucuran dana sebesar lima puluh ribu rupiah. Nilai yang bagi kita mungkin tidak seberapa, namun bagi Ibu Irma cukup untuk memulai usahanya mengelola limbah kain perca.

Bermodalkan Rp 50ribu dari Dinas Sosial, Ibu Irma Suryati mendirikan UKM Mutiara Handycraft yang memproduksi kain keset dari limbah pabrik garmen. (foto: blogspot Ibu Irma Suryati)
Bermodalkan Rp 50ribu dari Dinas Sosial, Ibu Irma Suryati mendirikan UKM Mutiara Handycraft yang memproduksi kain keset dari limbah pabrik garmen. (foto: blogspot Ibu Irma Suryati)
Ya, bermodalkan lima puluh ribu rupiah dan sisa-sisa kain perca dari pabrik-pabrik garmen, Ibu Irma mendirikan usaha kerajinan keset bermotif yang diberi nama Mutiara Handycraft. Motif keset yang dibuatnya bersama para karyawannya lucu-lucu loh, kebanyakan motif kartun anak-anak seperti Winnie The Pooh, Doraemon, Bona si Gajah Kecil. Ada juga motif buah-buahan dan binatang. Selain keset, Mutiara Handycraft juga memproduksi pakaian dan bed cover. Beliau memberdayakan sekitar 3000 orang penyandang difabel yang tidak hanya berasal dari Jawa Tengah, melainkan juga dari Kalimantan.

Beberapa keset yang dihasilkan Ibu Irma Suryati dan para binaannya di bawah bendera UKM Mutiara Handycraft. (foto: website Mutiara Handycraft)
Beberapa keset yang dihasilkan Ibu Irma Suryati dan para binaannya di bawah bendera UKM Mutiara Handycraft. (foto: website Mutiara Handycraft)
Berkat usaha Ibu Irma melalui perusahaan Mutiara Handycraft ini, limbah dari pabrik garmen sebanyak 5 ton bisa digunakan untuk hal yang bermanfaat. Hal ini sesuai dengan visi perusahaan yaitu mewujudkan industri konveksi yang tangguh berdaya untuk meningkatkan ekonomi masyarakat Selain itu, berdasarkan data dari kantor Bupati Kebumen pada tahun 2015, keberadaan usaha kain perca yang dikelola Ibu Irma telah membantu mengurangi jumlah pengangguran yang tercatat di daerah sekitar Jawa Tengah sebanyak 0,7 persen. Terlebih lagi, Ibu Irma tidak hanya mempekerjakan para penyandang difabel, melainkan juga para PSK dan waria sehingga kehidupan mereka lebih bermanfaat. Sebagai tambahan pula, Ibu Irma juga membekali para karyawannya dengan memberikan pelatihan secara gratis untuk meningkatkan keahlian dalam bidang bisnis dan pemasaran. Hal ini tentunya tidak lepas dari peran serta pemerintah melalui dinas sosial dan Satpol PP.

Kini, omset hasil penjualan dari keset berbahan kain perca dan barang produksi lainnya mencapai 9,6 milyar rupiah per tahun. Produk-produk keset kain perca yang dihasilkannya juga telah diekspor ke Australia. Ibu Irma juga mendapatkan berbagai penghargaaan dari Tabloid Nova dan Majalah Ummi pada tahun 2012, bahkan Juara Pertama Tingkat Nasional Wirausaha Muda Teladan dari Kementerian Pendidikan dan Olahraga pada tahun 2009.

Ibu Irma dan suami berfoto bersama wakil gubernur Jateng. (foto: website Mutiara Handycraft)
Ibu Irma dan suami berfoto bersama wakil gubernur Jateng. (foto: website Mutiara Handycraft)
Melihat kegigihannya berwirausaha dan semangatnya mendayagunakan kaum difabel, Bank Danamon turut menominasikannya untuk meraih penghargaan melalui ajang Danamon Entrepreneur Awards tahun 2017. Acara yang digelar rutin setiap tahunnya ini merupakan bentuk apresiasi Bank Danamon terhadap para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (atau disingkat UKM) yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Bapak Gunawan Te selaku Business Head PT Bank Danamon untuk bidang Small and Medium Enterprise mengatakan bahwa ajang ini nantinya diharapkan dapat menggugah sekaligus menginspirasi semangat kewirausahaan di Tanah Air. Oleh karena itu Bank Danamon mengharapkan masyarakat juga turut berpartisipasi dalam memilih sosok wirausahawan/wirausahawati favorit seperti Ibu Irma Suryati melalui media sosial dan website www.danamonawards.org/dukung mulai tanggal 19 November sampai dengan 5 Desember 2017. Ayo, Kompasianers, mari kita majukan UKM di Indonesia dengan memberi dukungan penuh kepada para pelaku usaha, terutama Ibu Irma Suryati agar dapat terus memberdayakan penyandang difabel di masyarakat. ***


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun