Menjadi janda karena diceraikan pastinya tidak ada yang mau. Begitu pula yang dialami Mbak Nani Kurniasari, seorang kawan juga ibu dari empat anak perempuan yang semuanya masih berusia di bawah 15 tahun. 'Hanya' gara-gara usaha kateringnya bangkrut dan ia terpaksa berhutang ke bank, suaminya pun meninggalkannya. Kompasianer tahu berapa jumlah hutang Mbak Nani? Rp 2 miliar!
Sebenarnya, bukan kehendak Mbak Nani untuk berhutang ke bank. Ia hanya ingin memperbaiki usaha katering yang telah dijalaninya sejak tahun 2003 sampai dengan tahun 2010. Namun, sebelum memulai usaha katering tersebut, Mbak Nani juga telah meminjam uang ke bank sebagai modal usahanya. Lantas, menurut kisahnya, usaha katering yang berjalan selama tujuh tahun tersebut tidak membawa hasil, meskipun ia telah melakukan diversifikasi tidak hanya katering untuk mahasiswa serta karyawan, melainkan juga untuk acara-acara besar seperti arisan dan resepsi pernikahan. Sehingga Mbak Nani memutuskan untuk meminjam uang lagi ke bank sebanyak lima ratus juta rupiah.
Profil Mba Nani Kurniasari dan produk selai Move On di sebuah majalah bertiras nasional. (foto: dok. Mba Nani)
Ketika sang suami meninggalkannya demi
wanita lain, keempat anak Mbak Nani masih kecil-kecil dan pastinya membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk keperluan harian seperti susu, makanan bayi, popok, hingga kebutuhan sekolah untuk putri sulungnya. Dikejar-kejar
debt collector menjadi 'makanan' kesehariannya, sampai ia memutuskan untuk tidak pernah keluar rumah, alias bersembunyi. Tetangganya pun bahkan tidak tahu apakah Mbak Nani ada di rumah atau tidak. Mbak Nani sempat putus asa, bahkan pernah mencoba untuk bunuh diri! Untung saja usaha bunuh dirinya tidak berhasil.
Seperti yang diceritakannya kepada Bung Andy Noya di acara Kick Andy 11 Agustus lalu, ketika ia sedang memukul-mukulkan kepalanya ke pintu, tiba-tiba ia mendengar suara putri bungsunya yang masih bayi menangis. Ia pun tersadar dan segera ber-istighfar. Mbak Nani memutuskan untuk bangkit, walaupun belum tahu bagaimana caranya.
nani-kurniasari-kick-andy-59d655f2d0e9a81a39530072.jpg
Di tengah-tengah perjuangannya memecahkan persoalan hidup, pada tahun 2014 Mbak Nani mengikuti program
life coaching yang dibimbing oleh seorang
soulhealer(atau penyembuh jiwa). Sang mentor,
Irma Rahayu, memberinya tugas membuat sebuah karya. Namun, syaratnya adalah karya yang dihasilkannya harus sesuai dengan minat dan hobinya.
Nah, Mbak Nani yang memang hobi memasak dan coba-coba resep baru, terpikir untuk membuat selai. Apalagi Mbak Nani memang doyan makanan yang manis-manis. Dari pengalamannya selama bertahun-tahun di dunia katering mengajarkan bahwa Mbak Nani sebenarnya suka memasak tapi yang simpel dan praktis, sehingga ia mencoba meracik selai yang menurutnya lebih mudah dikerjakan dengan kedua tangannya sendiri.
produk-selai-move-on-59d6572c767e8c24e46282f2.png
Meskipun gemar memasak, bukan berarti selai yang dihasilkannya langsung enak dan laku. Ia bahkan berkali-kali gagal membuat resep selai yang enak, apalagi jika
mood-nya sedang tidak mendukung. Saat ia sedang marah atau sedih dan emosinya tidak stabil, pasti selai yang dihasilkannya terasa pahit atau aneh. Dan ternyata justru di situ letak kunci keberhasilan resepnya. Ketika mengolah resep selai, ia harus fokus pada proses pembuatannya dan merasa
enjoy melakukannya. Selain itu ditambah pula dengan doa dan harapan bahwa selai buatannya akan membawa manfaat bagi banyak orang. Sebab, jika tidak begitu, misalkan lagi-lagi ia teringat kisah perceraiannya, maka selainya pun akan gagal alias tidak jadi. Ajaib memang. Oleh sebab itu, selai ciptaannya ini diberi nama
Selai Move On. Dari 4 rasa selai yang diujikannya, hanya 1 yang berhasil, yaitu rasa karamel.
Proses pengerjaannya sendiri memerlukan waktu tujuh jam. Namun, dalam satu hari Mbak Nani mampu menghasilkan 300 botol Selai Move On, dibantu dengan dua orang sahabatnya yang selalu menolongnya tatkala ia susah. Dari modal dua ratus ribu rupiah, omzet yang dihasilkan dari Selai Move On bisa mencapai Rp 4 juta sehari, atau Rp 50 juta sebulan. Sementara harga per botol selai ukuran 120 mg dijual dengan harga Rp 40 ribu. Berbekal akun media sosial seperti Instagram, Facebook dan Twitter dengan nama akun @mamakrempong, pembeli produk selainya juga sudah sampai mancanegara seperti Inggris, Kanada dan Abu Dhabi. Sepertinya, Mbak Nani sudah pantas dinominasikan menjadi salah satu finalis Danamon Entrepreneur Awards tahun 2017 ;).
Selai Move On sudah sampai mancanegara loh, termasuk ke benua Kanguru! (foto: akun IG @mamakrempong)
Yang unik, pada kemasan produk
Selai Move On terdapat nomor
 hotlinebagi para pembeli yang ingin curhat soal apa saja. Selain itu, tulisan pada kemasannya juga mengundang kita yang membelinya untuk tersenyum, bahkan tertawa.
Mbak Nani juga sudah diversifikasi produknya dengan membuat Sambal Janda. Ada 4 rasa pilihan yang boleh dicoba ;). (foto: akun IG @mamakrempong)
Kini, selain
Selai Move On, Mbak Nani juga sudah memulai diversifikasi usaha dengan menciptakan produk baru. Masih sama-sama berkaitan dengan makanan juga, tapi namanya
Sambal Janda. Nah, kalau sambal ini saya belum pernah coba berhubung saya bukan penyuka sambal. Tapi, katanya sambal ini juga laris-manis, dan tersedia dalam empat rasa pilihan: Bawang Bangka, Cumi Petai, Jengkol, dan Jambal. Kompasianer mau icip-icip yang mana? ***
Lihat Sosbud Selengkapnya