Tanggal 31 Maret kemarin merupakan hari terakhir bekerja Ibu Dwi di kantor kami yang terletak di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan. Ibu Dwi telah mengabdi di kantor yang telah menjadi rumah keduanya ini sejak masih gadis, yaitu sekitar tahun 1990-an awal, hingga punya anak cucu dan suaminya tiada. Bekerja di departemen yang menangani ujian bahasa Inggris internasional membuat Ibu Dwi memang harus selalu bersikap cekatan. Belum lagi jika harus berhadapan dengan klien-klien yang agak bawel, Ibu Dwi juga harus bisa berbicara dengan tegas namun tidak menyakiti lawan bicaranya.
Saya sendiri baru mengenal Ibu Dwi ketika saya masuk ke kantor ini sekitar awal Februari tahun 2017 kemarin. Meskipun baru dua bulan, saya merasa ada sosok ibu yang saya rindukan pada seorang Ibu Dwi yang ngemong. Selain itu, Ibu Dwi ini hobi resik-resik (beres-beres), mirip sekali dengan almarhumah ibu saya yang juga paling suka kebersihan. Saya juga sempat curhat ke Ibu Dwi mengenai kehidupan pribadi saya, yang beliau tanggapi dengan kata-kata bijak. Katanya, "Mbak, yang penting di hati kita masih ada iman. Di luar sana mungkin banyak yang mengikuti hawa nafsunya saja, tapi Mbak bagus masih ingat Tuhan dan menjaga iman itu."Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H