Mohon tunggu...
Dina Laelatul Hidayah
Dina Laelatul Hidayah Mohon Tunggu... Lainnya - Undergraduated Student

Ilmu Komunikasi UMY

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Konten Media di Era Pemilu 2024: Hoax atau Realita?

5 Januari 2024   19:47 Diperbarui: 5 Januari 2024   19:50 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Literasi media adalah salah satu kunci dalam mengatasi disinformasi dan terpaan konten media yang banyak beredar di media sosial. Menurut Laporan 'National Leadership Conference on Media Education' (Aufderheide, 1992) menyatakan pentingnya literasi media sebagai kemampuan untuk mengakses, mengevaluasi dan mengkomunikasikan pesan dalam pelbagai bentuknya. Sementara itu dalam konteks di Indonesia, terdapat regulasi yang juga membahas tentang literasi media yakni di dalam Undang -- Undang No.32 Tahun 2003 tentang Penyiaran, khususnya dimual di dalam Pasal 52 yang memaknai literasi media sebagai "kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan sikap kritis masyarakat" (Iriantara, 2009: 25) Kemampuan literasi media yang tinggi ditandai oleh beberapa hal, diantaranya:

 1) daya kritis dalam menerima dan memaknai pesan

2) kemampuan untuk mencari dan memverifikasi pesan

3) kemampuan untuk menganalisis pesan dalam sebuah diskursus

4) memahami logika penciptaan realitas oleh media

5) kemampuan untuk mengkonstruksi pesan positif dan mendistribusikannya kepada pihak lain. 

Pentingnya edukasi terhadap seluruh lapisan masyarakat khususnya para remaja yang baru terjun dalam pemilu 2024 menjadikannya sangat penting. Oleh karena itu, kritis pada sumber-sumber informasi menjadi sangat penting bagi khalayak yang mengakses informasi melalui media baru. Berikutnya adalah melakukan verifikasi atas informasi yang diterimanya dengan tidak hanya mengandalkan informasi satu sisi. Sebaiknya, khalayak harus membuka pikiran mereka atas sumber-sumber lain dalam media baru dalam beragam sudut pandang sehingga akan mempunyai gambaran yang lebih utuh mengenai realitas sosial yang dihadapinnya. Hal itu penting dilakukan untuk menghindari dominasi informasi. Keberagaman informasi yang diterima akan menghindari efek framing media sehingga informasi yang diterima masyarakat akan lebih beragam sehingga masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang aktif dan mampu mengkritisi terpaan konten media di era digital dan era pemilu 2024 ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun