Coretan Hangat Untuk Ibu
Ibu
Waktu menggetak relungku, tentang usia yang kapan saja bisa direnggut ajal
Waktu melumat kasih yang engkau sematkan didadaku, hingga tak ada lagi yang sedikitpun terganjal
Engkau tempat tenang yang tak kutemukan dibahu siapapun, bersemayam erat bersama detak jantungku
Engkau perempuan kuat yang tak kulihat didiri seseorang manapun, memeluk doa meski tertikam ribuan pilu
Ibu
Sebuah catatan kecil yang mengulik segala pengorbananmu tak cukup untuk membalas semua yang telah kau korbankan
Namun rangkaian kata yang tertulis rapi menjadi sanksi bahwa engkau begitu hebat tak tergantikan
Menjadi sayap-sayap segala hal yang mengharukan
Tak pernah lelah meski penat hidp kadang menyakitkan
Ibu
Lara pernah begitu mendalam hingga sempat nerkam mendendam karna bujuk engkau, dendam menjadi sebuah senyuman yang tak semua orang mampu bersama ikhlas
Menjadikan sayap-sayap hangat pada jiwa yang digulung resah
Air mata pernah menebas habis rasa hingga sempat menjadi rauma, namun karena sepenggal kata dari engkau air mata menjadi tawa yang tak sedikitpun menjadi ada luka membekas
Menjadi riuh-riuh teduh pada jiwa yang sempat pasrah
Ibu
Pada percakapan-percakapan buruk yang pernah ku timpa
Engkau utarakan tentang sebuah doa yang benar-benar membuat mencuat dada seketika
Segala deru harap semoga umur panjang dan kesehatan selalu menyertaimu
Segala deru harap, semoga aku bisa membahagiakan kamu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H