Ketika hanya ada udara yang membatasi bibirmu dengan bibirku
Kulihat retinamu sebagai sebuah teluk berwarna kecokelatan
Dalam dan gelap
Entah apa yang ada didasarnya
Sebuah degup jantung yang tidak main-main
Berdetak ratusan kali lebih cepat dari detik
Berpacu dalam lomba balap kuda
Deg! Deg! Deg!
Kupejamkan mata
Menunggu pesawat turun perlahan diatas lapangan
Kemudian bertubrukan dengan tanah
Saling memberikan ciuman
Cukup lama kita berbagi apa yang tak sempat kita bagi
Bertahun kala membuat kita tak sadar akan waktu
Siapa yang perduli dengan tatapan pedagang asongan; atau dengan suara dari balik papan pengumuman
Mereka tak cukup mampu menghentikan sebuah ciuman.
Januari 2020, ND
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H