Mohon tunggu...
Dinah Fakhirah
Dinah Fakhirah Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Hobi saya membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Program Gizi Anak Sekolah untuk Generasi Sehat, Cerdas, Produktif, dan Kompetitif

12 Oktober 2024   05:30 Diperbarui: 12 Oktober 2024   07:15 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan, intelektualitas, dan produktivitas yang tinggi. Guna mencapai kemajuan tersebut, pemerintah menuangkan citacita ini di Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)

Pasal 3 UU ini menjelaskan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Hal ini sesuai Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 yang menetapkan pendidikan sebagai salah satu prioritas pembangunan nasional. Pemenuhan gizi, perilaku hidup bersih dan sehat dapat dicapai melalui pendidikan gizi, perbaikan konsumsi pangan dan Penguatan Pendidikan Karakter.

Salah satu konsentrasi pemerintah terhadap pembentukan generasi bangsa yang kuat adalah dengan menurunkan prevalensi stunting di kalangan siswa. Menurut rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) 2015-2019, penurunan prevalensi stunting adalah 28 persen pada 2019. Untuk itu, di pendidikan dasar terdapat beberapa program yang dilakukan untuk mendukung rencana tersebut, salah satunya adalah Program Gizi Sensitif.

Dalam program gizi sensitif, yang dapat dilakukan adalah dengan mengenalkan perilaku hidup sehat dan bersih kepada siswa. Fokus kegiatannya adalah pada perubahan perilaku kesehatan dan hidup bersih, terutama akses terhadap air dan lingkungan yang bersih.

Namun demikian, untuk wilayah yang memiliki tingkat stuntingnya tinggi, Kemendikbud melakukan intervensi pemberian asupan makanan kepada siswa SD melalui Program Gizi Anak Sekolah (ProGAS) sejak 2016. Program ini merupakan intervensi pemberian asupan gizi kepada anak usia 4-12 tahun yang merupakan anak usia sekolah dasar dan terindikasi mengalami defisit asupan gizi, protein dan memiliki kebiasaan makan kurang dari tiga kali sehari. Target lainnya adalah anak-anak yang tidak sarapan saat berangkat sekolah dan tinggal di wilayah termasuk dalam kategori rentan/rawan pangan berdasarkan pemetaan yang telah dilaksanakan oleh Kementerian/ Lembaga yang kompeten.

Untuk meraih tujuan tersebut, pendidikan karakter harus dikenalkan dan dibiasakan sejak dini baik di rumah melalui keteladanan orang tua, maupun di sekolah melalui keteladanan guru. Beberapa kebiasaan baik yang dikembangkan di sekolah, terutama pendidikan dasar (SD dan SMP) adalah :

Sekelumit Informasi tentang ProGAS

Sekolah yang menerima bantuan ProGAS merupakan sekolah yang masih aktif beroperasi, memiliki NPSN, dan izin operasional bagi sekolah swasta. Dengan demikian, sekolah ini wajib memiliki kepala sekolah yang denitif yang dibuktikan dengan surat keputusan yang masih berlaku dari pejabat yang berwenang atau badan penyelenggara pendidikan. Sekolah juga harus memiliki komite sekolah dan rekening bank atas nama sekolah.

Pendidikan gizi kepada peserta didik dilakukan bersamaan dengan pemberian sarapan, selama 15-30 menit sebelum pelajaran dimulai. Selain itu, dapat pula diintegrasikan dengan mata pelajaran terkait dengan memasukkan pesan-pesan terkait pendidikan gizi. Peserta didik juga dapat dikenalkan pada kegiatan pengenalan gizi melalui ekstrakurikuler seperti pramuka, olah raga, seni, dokter kecil, dan inspektur cilik.

Melalui pendidikan gizi semacam ini, peserta didik juga mendapat materi penguatan pendidikan karakter (PPK). PPK ini memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun