Mohon tunggu...
Dinah AtikahPutri
Dinah AtikahPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasisiwa Universitas Airlangga

menyukai konten-konten positif

Selanjutnya

Tutup

Financial

Antara Mimpi Ekonomi dan Realitas Sosial

1 Juni 2024   17:56 Diperbarui: 1 Juni 2024   18:02 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Dalam dunia global yang semakin terkoneksi, kita sering terjebak dalam perdebatan antara mimpi ekonomi yang menggiurkan dan realitas sosial yang kompleks. Impian akan kemakmuran melalui pertumbuhan ekonomi sering dianggap sebagai penyelesaian segala masalah. Namun, di tengah-tengah gemerlapnya data statistik terkait pertumbuhan ekonomi, seringkali kita lupa melihat masalah-masalah sosial yang sebenarnya. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam terkait kebenaran di antara dua sisi mimpi ekonomi dan realitas sosial, bahwa kesejahteraan masyarakat tidak selalu tercermin dalam pertumbuhan ekonomi semata.

Pertama-tama, kita harus mengakui bahwa kemajuan ekonomi tidak selalu membawa dampak yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat. Meskipun data statistik pertumbuhan ekonomi membaik menurut BPS dalam Berita Resmi StatistikPertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I-2024”, namun tetap saja kesenjangan sosial seringkali semakin melebar. Kesenjangan antara mereka yang kaya dan yang miskin bisa menjadi semakin dalam. Implikasinya adalah bahwa, dalam era kemakmuran ekonomi, masih ada sebagian besar masyarakat yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti akses terhadap pangan, perumahan, dan pendidikan yang layak. Kesenjangan ini bukan hanya menyangkut kesenjangan ekonomi, tetapi juga kesenjangan akses terhadap kesempatan dan sumber daya.

Kemudian, fokus pada pertumbuhan ekonomi seringkali diiringi dengan pengorbanan lingkungan atau alam sekitar. Dorongan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang cepat dan besar-besaran terkadang mengorbankan keberlanjutan lingkungan. Eksploitasi sumber daya alam yang tidak bertanggung jawab, polusi udara dan air, serta perubahan iklim menjadi konsekuensi yang sering diabaikan dalam pengejaran pertumbuhan ekonomi. Padahal, lingkungan yang sehat adalah fondasi bagi kesejahteraan sosial jangka panjang.

Selanjutnya, harapan untuk mencapai ekonomi yang maju cenderung mengabaikan aspek-aspek kemanusiaan dan sosial dari kemakmuran. Kesejahteraan sosial, termasuk akses yang adil terhadap pelayanan kesehatan, pendidikan, perumahan, dan keadilan sosial, sering kali tersisihkan demi pencapaian target-target ekonomi. Realitasnya adalah bahwa kesejahteraan masyarakat tidak hanya diukur dari pertumbuhan ekonomi semata, tetapi juga dari tingkat keadilan, kebahagiaan, dan keberlanjutan sosial.

Namun demikian, kita tidak boleh menolak impian akan kemajuan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif dapat menjadi alat yang kuat untuk mencapai tujuan-tujuan sosial. Penting bagi kita untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi diiringi dengan kebijakan publik yang berpihak kepada keadilan sosial, perlindungan lingkungan, dan pengentasan kemiskinan. Inklusi sosial dan penghargaan terhadap keberagaman dalam kemakmuran juga penting untuk dijaga.

Dalam menghadapi ketidaksetaraan antara mimpi ekonomi dan realitas sosial, diperlukan pendekatan yang seimbang dan menyeluruh. Kita perlu memahami bahwa kesejahteraan masyarakat tidak dapat direduksi hanya dalam angka-angka pertumbuhan ekonomi. Penting untuk mengembangkan indikator kesejahteraan yang mencakup aspek-aspek sosial, lingkungan, dan ekonomi secara keseluruhan. Demi memastikan bahwa harapan kemajuan ekonomi tidak hanya menjadi cerita indah bagi sebagian orang, tetapi juga merupakan kenyataan yang dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil.

Sebagai individu, kita juga memiliki peran yang penting dalam menciptakan keseimbangan antara mimpi ekonomi dan realitas sosial. Kita dapat berkontribusi melalui kesadaran akan dampak dari keputusan konsumsi dan tindakan kita, serta juga mendukung kebijakan serta langkah-langkah yang mendukung kesejahteraan sosial dan lingkungan.

Dalam kesimpulan, ketidaksetaraan antara mimpi ekonomi dan realitas sosial memang menjadi tantangan yang kompleks dalam era globalisasi ini. Namun, dengan kesadaran yang meningkat dan tindakan yang tepat, kita dapat menciptakan dunia dimana pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial berjalan beriringan, membawa manfaat bagi semua orang. Hanya dengan demikian kita dapat mewujudkan impian akan sebuah masyarakat yang adil, berkelanjutan, dan makmur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun