Mohon tunggu...
Dina Finiel Habeahan
Dina Finiel Habeahan Mohon Tunggu... Guru - be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

BE A BROTHER FOR ALL

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Cara Memupuk Kebaikan dalam Diri

3 Juni 2021   16:54 Diperbarui: 3 Juni 2021   16:55 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sahabat-sahabat K-Ner setiap kita pasti pernah mendengar kata bijak ini,"Apa yang kamu tabur itulah yang akan kamu tuai,oleh karena itu  Pupuklah kebaikan dalam dirimu dengan kelemah lembutan, siramilah dengan kasih dan kamu akan menuai kebahagiaan," 

Menjadi orang baik bukanlah hal yang mudah,sekalipun sering dikumandangkan jadilah orang baik. Setiap kita tentu berjuang menjadi orang yang baik dan kita pasti bisa kalau kita mau. Muatan baik yang dimaksud adalah penuh pengertian,lemah lembut,mampu memahami dan rendah hati. Ketika saya mampu melakukan muatan baik yang dimaksud itulah yang menghantar saya pada kebahagiaan sejati yang telah dijanjikan oleh Allah. 

Saya paham dan mengerti apabila seseorang berkata bagaimana saya mampu berbuat baik apabila saya tidak dihargai,tidak diacuhkan dan lain-lain.Tapi ingatlah,kebaikan itu adalah aset paling berharga dalam hidup kita. Ibu Teresa pernah berkata, "Tidak semua orang mampu melakukan hal besar tetapi semua orang mampu melakukan hal kecil dengan cinta besar."  So,mari kita memupuk kebaikan dalam diri kita.

Setiap kita pasti bisa menjadi orang baik asal kita mau melakukannya. Berikut ada beberapa cara memupuk kebaikan dalam diri ala Sr.Gauden :

1. Menghargai dan menerima diri sebagai cipataan Allah

 Menghargai dan menerima  diri sebagai ciptaan Allah yang baik dan luhur  akan memampukan kita untuk menghargai orang lain. Mengasihi diri sebagaimana Allah mengasihi kita demikian jugalah kita mengasihi sesama. Selain itu kita juga perlu mencintai diri kita apa adanya. Dengan mencintai diri maka kita akan mampu mencintai orang lain. Tidak mungkin kita memberikan cinta itu kepada orang lain sementara kita tidak memiliki cinta itu sendiri,maka cintailah dirimu terlebih dahulu sebelum mencintai orang lain. Terimalah juga dirimu dengan segala kelemahan dan kekurangan maka kamu juga akan mampu menerima orang lain apa adanya. 

2. Positif Thinking

Berpikir positif itu sangat penting. Saya sangat yakin bahwa pikiran positif terhadap sesama akan menambah energi positif dalam diri. Pupuklah pemikiran positif terhadap sesama. Dengan jalan ini kita tidak akan pernah  merendahkan sesama. Ingatlah setiap orang punya kekurangan dan kelebihan. Karena itu sebelum menilai orang lain hendaknya kita lebih dahulu melihat diri. Ketika kita menunjuk orang lain dengan satu jari, beberapa jari yang lain terarah dan menunjuk diri kita sendiri. Ungkapan yang kita lontarkan terhadap orang lain adalah cerminan diri kita,gambaran diri kita. Maka apa yang kita pikirkan tentang orang lain,kita katakan tentang orang lain adalah diri kita yang sesungguhnya.

3. Tidak mampu menjadi solusi setidaknya jangan menjadi polusi

Sekiranya kita tidak mampu menjadi solusi bagi yang lain setidaknya kita tidak menjadi polusi. Maksudnya ketika kita tidak mampu menjadi sahabat bagi orang lain setidaknya kita tidak menjadi batu sandungan atau sumber masalah bagi yang lain.. Kalau kita belum mampu menghibur sesama sekurang-kurangnya jangan membuatnya sedih dan menangis. Kalau kita belum mampu memujinya dengan tulus jangan bergembira dan menari di atas penderitaan sesama. Dan kalau kita tidak mau membantu maka janganlah menambah beban hidup orang lain. Siapa yang menanam kebaikan akan menuai kebaikan karena apa yang ia tanam itu juga yang ia tuai. Atau dengan kata ekstrim, siapa yang menabur angin akan menuai badai, atau apa yang kamu tanam itu juga yang akan kamu tuai. (Galatia 6;7)

Semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun