Setia Bersama Yesus yang Menang dan yang Menderita
Minggu Palma adalah kenangan saat Yesus Kristus memasuki Yerusalem dengan para murid-Nya. Dalam perayaan ini termuat narasi Sukacita dan Passio Yesus Kristus, sang Raja. Ada keputusasaan, kebingungan dan kontradiksi terbungkus dalam narasi tersebut.Â
Dari sorak-sorai kegembiraan: "Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Hosanna, yang tertinggi!", menjadi teriakan keberingasan "Salibkan dia! Salibkan dia!"
Dari sapaan "Raja Israel" berhaluan menyangkal "Kami tidak memiliki raja selain Kaisar".
Pakaian terbentang menghiasi jalan tanda wellcome beralih menjadi pakaian ditanggalkan dan diundi sebagai tanda penghinaan.
Ranting-ranting berdaun sebagai ungkapan kemenangan berubah menjadi duri mahkota derita dan salib lambang kematian.
Raja Israel yang disambut bak Mesias penakluk dan sekaligus menentang penjajah Romawi. Ternyata, datang sebagai raja damai tanpa membangun kekerasan dan tidak memulai pemberontakan militer melawan Roma, melainkan memilih jalan salib.Â
Palma adalah simbol kehidupan di antara suku-suku nomaden, yang, ketika melintasi padang pasir, bersukacita melihat pohon palem karena itu mengindikasikan sebuah oasis dengan air yang memberi kehidupan sudah dekat.Â
Palma juga menjadi tanda kemenangan, kesuksesan dan kemuliaan. Tentara atau pemimpin yang menang kembali dari medan perang atau kampanye militer yang panjang disambut oleh rakyat dengan riang melambaikan ranting pohon palem.
Jadi, dimana letak kemenangan Yesus?