Setiap orang hakikatnya diciptakan sebagai pemimpin. Minimal menjadi pemimpin atas diri sendiri sebelum ia bisa memimpin orang lain. Namun, untuk bisa menjadi pemimpin orang lain, bukan perkara mudah. Bahkan, tak semua orang bisa menjadi pemimpin. Selain memiliki dedikasi tinggi dan keuletan, ada syarat lain yang harus dimiliki sebagai pemimpin atau paling tidak calon pemimpin.
Seorang pemimpin minimal harus bisa membimbing bawahannya melakukan tugas yang diberikan. Jadi, saat ada batu sandungan di tengah perjalanan, seorang pemimpin harus bisa membuat anak buah belajar sampai benar-benar mahir sehingga bukan hanya sukses, tapi mereka juga bisa berkembang. Masih banyak tentunya syarat-syarat yang diperlukan untuk menjadi pemimpin ideal.
Nah,disini saya mau berbagi pengalamanku hari kedua setelah tahun baru.
Tanggal 1 Januari 2021 setelah saya mendapat sahabat-sahabat  baru,saya mendapat resep baru dari pimpinan saya atau yang sering disebut sebagai Pemimpin Regio.Â
Pemimpin kami ini memang beda dari yang lain. Selama ini dalam benak saya,seorang pemimpin itu tidak layak kerja di dapur bahkan megoleksi aneka resep dari koran-koran ataupun majalah-majalah. Mungkin kalau pemimpin saya itu seorang kompasianer bisa jadi Resep Pak Budi Susilo dikoleksi dan dipraktekkan.Hehehehe
Hmm,kembali ke judul lagi yuk..!!
Jadi,tanggal 1 Januari sekitar pukul 16.15 Pimpinan umum menghubungi saya via Wa,ketika melihat panggilan masuk dari pimpinan serasa sekujur tubuh ini gemetaran tak menentu. Saya gemetaran karena saya berpikir seperti ini," Ada apa gerangan,apa salahku? Tidak biasanya pimpinan menghubungi saya secara langsung setidaknya melalui ibu komunitas. Untuk kali ini saya yang langsung dihubungi."
Mau tidak mau saya harus mengangkat telepon tersebut. Dengan nada lembut saya menyapa pimpinan dengan mengucapkan salam selamat Â
tahun baru. Sapaan saya itu pun dibalas dengan salam selamat tahun baru juga. Setelah itu Ia menanyakan masakan apa yang saya sajikan sewaktu makan siang pada tanggal 1 januari tersebut.Â
Dengan malu-malu saya menyebutkan satu persatu masakan yang saya sajikan seperti: nasi gurih,ayam goreng,saksang,tahu sutra ada soup macaroni dan salad buah. Mendengar jawaban saya itu ia berkata begini," Owh baiklah,terus nanti malam kamu rencana masak apa ?" Tanpa berpikir panjang saya jawab dengan cepat," Mie goreng saja suster,lebih cepat dan lebih praktis".Â