tahun baru bersama keluarga adalah moment yang dinanti-nanti. Dan momen tahun baru adalah saat yang dinanti-nanti oleh anak rantau dimana pada saat itu akan terjadi pertemuan yang menggembirakan baik bersama keluarga maupun kenalan dan sahabat.Â
MerayakanBahkan acara pernikahan banyak digelar menjelang akhir tahun. Lantas bagaiman dengan tahun ini,dalam situasi pandemi apakah moment perjumpaan yang menggembirakan itu dapat dirayakan kembali ?
Ternyata situasi pandemi tidak menjadi penghalang bagi banyak orang untuk merayakan pesta dan rekreasi (holiday). Buktinya bahwa setelah Hari Raya Natal banyak orang yang melangsungkan acara pernikahan dan pesta adat lainnya. Bukan hanya itu loket-loket bus pun dipenuhi oleh lautan manusia.Â
Disana saya bisa menyaksikan sendiri bahwa virus corona serasa tidak ada lagi. Mengapa ? Karena tidak ada lagi jarak diantara mereka selain itu banyak juga orang-orang yang tidak mengenakan masker.Â
Tapi apa boleh buat, sebagian dari mereka mungkin sudah lupa untuk memakai masker atau sudah mulai gerah dengan masker. Atau barangkali sudah pasrah. Nggak mungkin lah..!
Melihat situasi ini,saya punya kekhawatiran tersendiri terhadap kedua orang tua saya yang tinggal di kampung. Mereka pasti diundang ke pesta dan mereka pergi ke pesta tersebut. Yang saya khawatirkan adalah bahwa di usianya yang sudah tua daya tahan tubuhnya sudah berkurang.Â
Selain itu mereka akan banyak bertemu dengan orang-orang yang baru datang dari kota. Intinya saya takut virus c datang mengunjungi mereka. Akhirnya saya diskusi dengan abang saya dan kami sepakat untuk meminta mereka datang ke kota merayakan tahun baru. Rencana itu segera saya sampaikan kepada kedua orang tua saya dan saya meminta supaya sesegera mugkin mereka datang ke kota.
Permintaan saya itupun dikabulkan oleh ayah dan ibu. Dan mereka telah sepakat akan tiba di kota Medan hari ini juga. Â Mendengar rencana itu sayapun berjanji untuk menjemput mereka di loket mobil yang mereka tumpangi dan akan mengantar mereka ke rumah abang saya.
Akhirnya tadi sore saya pergi menjemput mereka diloket mobil yang mereka tumpangi. Ketika saya tiba diloket,saya melihat bahwa mereka berada diantara kerumunan orang banyak. Melihat situasi itu saya ragu untuk menjumpai mereka ditengah kerumunan itu. Akhirnya saya menelpon ayah saya supaya mereka keluar dari kerumunan itu.Â
Setelah kami bertemu yang pertama kali saya lakukan adalah memberi mereka masker yang baru dan hand sanitizer. Setelah itu kami berangkat menuju rumah abang saya. Dalam perjalanan ayah saya berkisah bahwa ia sebenarnya takut datang ke kota karena menurutnya di kota banyak corona berkeliaran.Â
Sementara Ibu saya senang datang ke kota merayakan tahun baru karena tak banyak orang yang akan mengunjunginya. Menurut ibu saya justru merayakan tahun baru dikampung lebih berbahaya karena orang silih berganti datang ke kampung itu.Â