Tadi pagi sekitar Pkl 08.00 seorang saudari membawa kabar gembira bagi kami. Menjadi kabar gembira karena ia boleh bergabung kembali bersama kami di komunitas  setelah hampir satu bulan ia menjalani masa pengobatan dan pemulihan akibat terpapar covid-19. Pihak rumah sakit mengantarnya sampai kerumah.Â
Begitu tiba didepan rumah,ia turun dari mobil dengan derai air mata. Air matanya yang tak kunjung berhenti membuat kami terharu. Yang paling membuat hati ini miris adalah satu kata yang ia lontarkan ketika masuk ke dalam rumah. Apakah saya boleh bergabung bersama para suster seperti biasanya ?
Dengan spontan ibu komunitas kami langsung memeluk dia. Tentu saja kami menerima engkau dan bergabung kembali bersama kami. Ini adalah rahmat Tuhan untuk komunitas kita,demikian ibu komunitas saya memberikan penguatan kepadanya. Kami tau bahwa situasinya pada saat itu kurang memungkinkan untuk bertahan lama. Karena selain  terpapar covid ada penyakit penyerta seperti asma dan sinusitis yang membuatnya semakin lemah.
Yahh.. satu keyakinan bahwa doa telah mengubah segalanya. Roh Tuhan telah menghidupkannya kembali,melepaskan penyakit yang telah menjeratnya selama satu bulan. Meski telah sembuh,tetap dianjurkan untuk waspada. Menjaga kesehatan dan menjaga pola makan yang teratur. Menjaga diri berarti menjaga sesama juga. Jangan sampai karena kelalaian berakibat fatal terhadap orang lain.
Benar,,,saat ini hidup kita susah, cemas, terancam oleh kematian karena virus Corona 19. Virus ini telah mengubah banyak dalam kehidupan kita: sekolah ditutup, murid-murid belajar dari rumah. Rumah-rumah ibadat ditutup. Jalan-jalan juga sebagian ditutup. Tidak boleh ada perkumpulan-perkumpulan.Â
Upacara-upacara adat dihentikan dan dilarang. Semua harus mengambil jarak satu sama lain dan tinggal di rumah, stay at home. Sesering mungkin kita harus mencuci tangan dengan hand sanitizer atau dengan sabun dan air yang mengalir. Masker harus dipakai. Ekonomi kita melemah, demikian juga psikologi kita terganggu. Adakah Covid 19 ini akan berdampak lebih jauh ke dalam kehidupan kita? Itu masih virus,,bagaimana jika datang lagi yang lain???
Saat seperti ini kita menyadari kelemahan dan keterbatasan kita sebagai manusia, dan kita membutuhkan kekuatan yang lain dari luar diri kita.
Agar kita hidup dan tidak dikuasai urusan-urusan serta materi yang fana saja kita perlu memohon kehadiran Roh Tuhan. Adakah kita sudah memohonkannya?? Dan roh mana yang sudah lebih menguasai kita??
Roh Tuhan tentu lebih berkuasa dari Covid 19. Itu tidak berarti bahwa kita menyerahkan segala sesuatunya kepada Roh Tuhan itu untuk membereskan persoalan kehidupan kita. Justru kita mesti berusaha. Tetapi dalam semua usaha dan hidup kita, Roh Tuhan itu kita butuhkan agar denganNya kita dikuatkan, kita dimampukan untuk mengatasi problem hidup kita, kita tidak takut dan cemas, melainkan dengan tenang berpikir untuk bisa melakukan suatu tindakan yang tepat. Pikiran kita dicerahkan dan tidak diganggu oleh macam-macam pikiran yang negatif dan aneh. Oleh karena itu, mari memohon agar Tuhan mengutus RohNya untuk melenyapkan Covid 19 ini dan menaungi kita. Ketika Roh itu datang atas kita, itu merupakan rahmat yang luar biasa.
Tapi sesungguhnya seperti dikatakan Rasul Paulus, Roh itu sudah diam di antara kita, orang-orang yang percaya. Oleh karena itu, mari menyadarinya, menjadikannya hidup kita. Dengan adanya Roh itu dalam diri kita, hidup kita bisa menjadi berkat bagi sesama. Kehadiran kita menjadi kehadiran yang menghidupkan dan memberdayakan yang lain.