Mohon tunggu...
Dina fatmala
Dina fatmala Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi di Univertas Pendidikan Indonesia

Saya aktif bersosial media di platfrom tiktok dan juga twitter disana saya membagikan kegiatan sehari-hari saya, saya juga suka mendengarkan musik one direction dan pecinta movie marvel.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan Terikini Pariwisata di 2024 dan Tantangan Daya Beli Masyarakat Turun

14 Desember 2023   19:37 Diperbarui: 14 Desember 2023   19:41 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sektor pariwisata menunjukan pemulihan yang cukup signifikan. Hal tersebut menunjukannya peningkatan presentase menjadi 90%. Tantangan daya beli masyarakat terhadap pariwisata dapat melibatkan kenaikan biaya perjalanan, akomodasi, dan kebutuhan lainnya yang terkait dengan liburan. Indonesia, dengan kekayaan alamnya yang memukau, menghadapi tantangan serius dalam mengembangkan sektor pariwisatanya di tahun 2024. Salah satu hambatan utama yang perlu diatasi adalah tantangan daya beli masyarakat, yang memainkan peran sentral dalam menentukan keberlanjutan pertumbuhan industri pariwisata. Faktor seperti inflasi, fluktuasi nilai tukar mata uang, atau kondisi ekonomi yang kurang stabil dapat memberikan tekanan tambahan pada daya beli masyarakat, membuat mereka lebih berhati-hati dalam pengeluaran untuk perjalanan dan pariwisata. Selain itu, adanya situasi krisis ekonomi global atau nasional juga dapat mempengaruhi keputusan wisatawan untuk mengurangi atau menghindari pengeluaran pariwisata.

Pariwisata Indonesia menghadapi tantangan besar di tahun 2024 yang perlu mendapatkan perhatian serius: penurunan daya beli masyarakat. Fenomena ini bukan hanya mempengaruhi ekonomi secara umum, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan pada industri pariwisata.

Dampak Penurunan Daya Beli, Penurunan daya beli masyarakat dapat menjadi pemicu utama turunnya jumlah wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, yang berkunjung ke destinasi pariwisata di Indonesia. Hal ini bukan hanya berkaitan dengan frekuensi perjalanan, tetapi juga dengan pengeluaran selama liburan. Para pelaku industri pariwisata, mulai dari hotel, restoran, agen perjalanan, hingga pedagang lokal di destinasi wisata, akan merasakan dampaknya secara langsung. Penurunan pendapatan mereka bisa menjadi ancaman serius bagi kelangsungan bisnis.

Tantangan yang terkini terdapat beberapa pengertian penafsiran yang dapat diketahui yaitu:

1. Inflasi dan Dampaknya Terhadap Biaya Wisata

Inflasi yang terjadi dapat mengakibatkan kenaikan biaya hidup, termasuk biaya wisata. Ini dapat menjadi penghambat bagi masyarakat yang berupaya mengejar pengeluaran sehari-hari, mempengaruhi minat mereka untuk melakukan perjalanan.


2. Ketidakmerataan Ekonomi dan Pengembangan Destinasi

Kesenjangan ekonomi antar wilayah juga menciptakan ketidakmerataan dalam pengembangan destinasi pariwisata. Beberapa daerah mungkin kesulitan mengembangkan infrastruktur dan layanan yang dapat menarik minat wisatawan, menyisakan potensi besar yang belum tergali sepenuhnya.

3. Lingering Impact of the Pandemic

Pandemi global yang belum sepenuhnya reda dapat terus mempengaruhi perilaku wisatawan. Ketidakpastian terkait kesehatan, protokol perjalanan, dan kebijakan yang berubah-ubah dapat menciptakan rintangan tambahan bagi industri pariwisata Indonesia.

4. Upaya Meningkatkan Daya Saing Destinasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun