Tidak bisa di pungkiri,hingga kini permasalahan sampah merupakan permasalahan yang serius tidak terkecuali di lingkungan masyarakat.timbunan sampah mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya aktivitas dalam masyarakat .Untuk melakukan inovasi pengolahan sampah khususnya sampah organik melalui teknologi menggunakan magot lalat black soldier fly(BSF). budidaya magot di lingkungan masyarakat terutama di lingkungan rumah kita adalah langkah progresif yang membantu mengurangi dampak negatif sampah organik.
Permasalahan dalam pengelolaan sampah timbul mulai dari sumber penghasil sampah itu sendiri. Contoh kecil adalah sampah dari aktivitas rumah tangga yang setiap harinya sudah pasti menghasilkan sampah organik dan non organik dengan penanganan yang tidak dipilah ditambah dengan kebiasaan “kumpul – angkut – buang”. Bahkan ada kebiasaan masyarakat yang memperparah masalah pengelolaan sampah di Indonesia yaitu “membuang sampah sembarangan”. Dan yang terkahir permasalahan terjadi pada penanganan sampah yang belum optimal sehingga permasalahan sampah menjadi semakin kompleks di kalangan masyarakat terutama negeri ini.
Pengurangan sampah dapat dimulai dari sumbernya yaitu dengan pembatasan timbulan sampah dengan cara konsumsi sesuai kebutuhan sehingga sampah yang ditimbulkan menjadi lebih sedikit. Pemanfaatan kembali dan kegiatan daur ulang juga menjadi salah satu langkah pengurangan sampah. Ketiga strategi ini dikenal dengan istilah reduce, reuse dan recycle atau 3R.
Apa Itu Maggot BSF?
Maggot merupakan larva dari jenis lalat Black Soldier Fly (BSF) sehingga sering disebut maggot BSF. Lalat BSF sendiri memiliki nama latin Hermetia illucens. Bentuknya mirip ulat, berbuku dengan ukuran larva dewasa 15-22 mm dan berwarna coklat. Siklus hidup lalat BSF kurang lebih selama 40- 43 hari.
Manfaat dan Produk Turunan BSF maggot
BSF dimanfaatkan dan dijual dalam bentuk maggot segar, maggot kering, telur dari lalat BSF dan produk turunannya seperti tepung maggot, pellet magot, prebiotik serta pupuk organik. Maggot mengandung protein tinggi yaitu sekitar 30-45% sehingga sangat cocok dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti ikan, burung dan hewan ternak lainnya. Pupuk organik sebagai produk turunan dari maggot berfungsi sebagai kondisioner tanah atau untuk revitalisasi.
Budidaya Budidaya maggot termsuk mudah dilakukan dan tidak memerlukan teknik khusus sehingga semuaorang bisa melakukannya. Biaya yang dikeluarkan juga cukup murah dan perawatannya tidak menyita waktu karena tidak perlu dikontrol setiap hari. Selain itu, biaya pakan juga gratis dari limbah organik rumah tangga. budidaya maggot dimulai dengan pupa dan masa panen magot segar sekitar 15 hari. Budidaya maggot dapat dilakukan dengan skala kecil dan menengah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H