Junk Food disebut makanan instan atau makanan cepat saji. Mengonsumsi junk food merupakan bagian dari budaya Amerika dan kita menemukan anak-anak pada saat ini tumbuh dari makanan sampah seperti permen, burger, kentang goreng, dan lain sebagainya.Â
Tapi kini budaya itu telah masuk ke Indonesia dan kini makanan cepat saji telah berkembang pesat di perusahaan-perusahaan makanan di Indonesia. Makanan cepat saji dinilai sebagian orang lebih praktis, efektif, dan ekonomis. Tak hanya itu saja, makanan cepat saji juga memiliki cita rasa yang lezat.
Makanan cepat saji sudah lama terungkap bahwa memiliki banyak dampak buruk. Hal itu disebabkan oleh kandungan zat-zat berbahaya di dalam makanan instan seperti lilin yang ada pada mie instan. Tak hanya itu, faktanya di dalam makanan cepat saji juga terkandung bahan pengawet dan penyedap.
Sejumlah penelitian telah membuktikan bahwa keseringan  mengonsumsi makanan cepat saja memang tidak berdampak secara langsung ke tubuh.Â
Namun, jika makanan-makanan cepat saji tersebut dikonsumsi terus-menerus maka zat-zat berbahaya  akan tertimbun di dalam tubuh yang kemudian hari menjadi penyebab penyakit mematikan seperti kanker, stroke, usus buntu dan penyakit ginjal.
Dan perlu diketahui bahwa salah satu kandungan di dalam makanan instan yaitu lilin sulit dicerna tubuh. Lilin itu menghancurkan prinsip kerja sistem pencernaan tubuh sehingga makanan yang mengandung lilin akan dicerna dengan waktu minimal dua hari.
Dampak dari junk food juga sudah saya rasakan sendiri yaitu obesitas, hal ini terjadi sejak saya duduk di bangku SMP, dimana saya sudah bebas untuk membeli makan yang saya suka karena sudah kurangnya pengawasan orang tua
Mulai dari situ saya rutin mengkonsumsi junk food. Hal itu terjadi karena kegiatan bimbingan belajar diluar sekolah saya yang dilakukan setelah pulang sekolah, dan hanya memiliki waktu sedikit untuk beristirahat dan makan.Â
Dengan waktu yang singkat saya memutuskan untuk membeli mie instan dan memasaknya dikantin sekolahan saat jam istirahat, hal itu saya lakukan untuk memperpanjang waktu istirahat dan makan saya sebelum bimbingan luar sekolah, atau terkadang sayang membeli ayam, burger di restoran cepat saji terdekat. Semenjak saat itu, berat badan saya yang semulanya ideal, lama-kelamaan mengalami peningkatan dan akhirnya terjadi obesitas ringan.Â
Dan akibat itu saya sering mengalami nyeri di pergelangan kaki, lutut, dan juga pinggang akibat tidak kuatnya tulang menopang tubuh yang sudah berlebihan berat badannya. Saya juga sudah mengalami usus buntu dan sudah melakukan operasi pada kelas 3 SMP, dimana sakit yang sudah tidak tertahankan dibagian perut bawah sebelah kanan, yang saya kira hanya sakit perut biasa. Hal itu juga terjadi akibat terlalu sering memakan mie instan.Â
Di mana 2 minggu setelahnya saya harus melaksanakan UN dengan kondisi luka operasi yang belum kering, dan juga saya harus menaiki tangga untuk naik ke kelas agar dapat melaksanakan ujian.Â