Mohon tunggu...
Dina Agape R. Hutapea
Dina Agape R. Hutapea Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNDIP

Mahasiswa Teknologi Pangan UNDIP

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sarjana Pertanian = Tidak Sukses?

5 Juni 2023   14:20 Diperbarui: 5 Juni 2023   14:26 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://fpp.undip.ac.id/

Memangnya sarjana pertanian bisa jadi apa? Pertanyaan tersebut kerap kali diucapkan kepada mahasiswa yang berkecimpung di fakultas pertanian. Pertanyaan yang terkesan meremehkan ini sebenarnya tidak perlu terlalu kita pikirkan karena ilmu pertanian memiliki cakupan yang besar dan luas dalam pembahasannya. Bukan sekedar besar dan luas saja, ilmu pertanian yang terdiri dari agroekoteknologi, agribisnis, ilmu tanah dan mungkin beberapa teknologi pangan, membahas mengenai kebutuhan pangan yang merupakan primer bagi keberlangsungan hidup manusia.

Kebanyakan orang memandang jurusan yang bisa menghasilkan orang-orang sukses, kaya, dan mandiri berasal dari fakultas kedokteran, teknik, ekonomi, arsitektur, dan hukum. Fakultas pertanian hanya dipandang sebelah mata karena kebanyakan orang tahu dan merasa sarjana pertanian takdirnya adalah menjadi seorang petani. Kenyataan yang tidak semua orang tahu bahwa ternyata fenomena antara tidak sinkronnya jurusan kulih dan pekerjaan pada mahasiswa pertanian ini banyak terjadi.

Terdapat banyak faktor dari sedikitnya lulusan pertanian yang berakhir menjadi seorang petani, yang pertam kurang atau tidak adanya lahan lagi yang tersedia. Walaupun sudah banyak tipe menanam dengan hidroponik, tetapi menipisnya ketersediaan lahan tentu tidak akan maksimal lagi dalam mencukupi kebutuhan pangan sebab tidak semua tanaman cocok dibudidayakan dengan sistem hidroponik. Lalu, alasan kedua yang sering dijadikan alasan mengapa sarjana lulusan pertanian jarang bekerja menjadi petani adalah perlunya modal yang besar. Dari persiapan lahan, penanaman, pengairan, pemupukan, pengendalian hama, panen, hingga pasca-panen. Alasan yang menurut saya paling utama adalah kepastian. Tidak hanya mahasiswanya yang memerluka kepastian, orang sekitar mereka, sebut saja orang tua, juga membutuhkan kepastian akan penghasilan di kemudian hari. Pertanian merupakan satu hal yang bisa dikatakan tidak dapat memberikan hasil yang pasti karena banyak pengaruh dari lingkungan, seperti musim, hama, dan jenis benih tanaman.

Pekerjaan merupakan hal yang ditunggu-tunggu untuk setiap sarjana. Sama halnya dengan lulusan pertanian, setiap sarjana pasti ingin cepat bekerja dan menghasilkan pendapatan. Walaupun pekerjaan mereka banyak yang tidak linear dengan jurusan pertanian yang mereka ambil, mereka masih bisa bekerja dan mendapatkan kepastian dari pekerjaan lain yang bisa mereka apply. Selain menjadi seorang petani, sarjana pertanian bisa menjadi konsultan pertanian yang bertugas memberi saran dalam sektor industri pertanian, bergerak di industri pangan menjadi seorang RnD misalnya, akademisi, peneliti, wirausahawan, dan PNS. Banyak lagi pekerjaan dan bisnis yang bisa diemban dan menjanjikan bagi sarjana pertanian.

Pertanyaannya adalah, apakah pantas mahasiswa atau bahkan sarjana lulusan pertanian minder dengan jurusannya sekarang?

Jawaban saya selaku salah satu mahasiswa pertanian jurusan teknologi pangan kampus UNDIP, tentu TIDAK.

Perlu diingat, pertanian sama bergengsinya dengan jurusan atau fakultas-fakultas lain. Pertanian adalah sektor yang menantang dan mandiri. Mahasiswa pertanian bisa bekerja sendiri seperti menjadi wirausahawan atau bekerja bersama orang lain. Kita tidak perlu mencari pekerjaan sebagai lulusan pertanian, tinggal mempraktikan ilmu yang didapat dan menciptakan lapangan kerja sendiri. Satu pengingat penting, selagi manusia masih ada di muka bumi ini, pangan adalah satu hal yang penting dan layak diperhitungkan.

Dari 10 konglomerat Indonesia, 8 orang bergerak di sektor pertanian.

 -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman -- 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun