Penerbitan pertama kali majalah Bobo, yakni dimulai pada tanggal 14 April tahun 1973 dan terus berkembang hingga terbit dalam jangka mingguan alias satu minggu sekali.
Jika di Indonesia Bobo resmi pada tahun 1973, maka di Negeri Kincir Angin Bobo sudah lahir sejak tahun 1968.
Melansir dari Edoo, Bobo dari isi/konten majalahnya sendiri, kala itu masih didominasi pengaruh dari sisi Belanda, sedangkan dari sisi Indonesia yang murni hanya konsep dari 'cerita bobo'. Namun sekitar 1980-an sisi Belanda secara resmi telah lepas, hingga makin berkembang dan terus melahirkan ragam konten yang variatif.
Awet dari Masa Anak-Anak sampai Sudah Menjadi Bujang
Tak terasa, Bobo yang telah hadir menemani masa kanak-kanak dulu, kini sudah memasuki tahun emas alias sudah berusia 50 tahun.
Ketika masa kecil amat antusias ketika hari terbitnya datang. Tapi, apa boleh buat, masa kanak-kanak pun perlahan berganti dan berkembang, Bobo pun semakin terlupakan. Begitu memasuki masa-masa SD kelas 3, kegiatan di sekolah dan di luar rumah lagi asyik-asyiknya, yang tadinya edisi Bobo terkoleksi, mulai hilang entah kemana.
Terlebih lagi, saat masa-masa SMP di mana dunia digital mulai berkelana memutari lingkungan, jangankan mengoleksi Bobo, untuk sekedar melihat wajahnya lagi saja sudah tidak pernah.
Tahun berganti tahun, sampai ada dititik memulai bisnis buku, beberapa bulan menjalaninya kaget karena bertemu dengan koleksi lawas Bobo! Pada saat itu koleksi majalah anak memang sedang masuk ke toko, awal ngecek hanya didominasi oleh majalah Donald Bebek dan Mombi, tetapi begitu dicek kembali ada majalah Bobo!
Sebelum kembali bertemu dengan koleksi majalah Bobo, sempat berpikir bahwa Majalah ini sudah tidak terbit lagi, karena memang sudah tidak bertemu dan tidak berpikir untuk mencarinya. Tetapi, begitu dicek dan beberapa kali bertemu customer pemburu majalah anak, rupanya Bobo masih terus terbit! Saya hanya bisa bergumam pada saat itu "Awet benar majalah ini, udah 19 tahun hidup masih ada aja".
Meski pada saat itu edisi yang datang adalah Bobo lawas dari tahun 2000-an awal, tapi benar-benar bikin nostalgia, terlebih kondisinya masih terawat dan kokoh. Walaupun sudah besar, lagi-lagi tetap keasyikan kalau sudah membacanya, rasa-rasa sepanjang masa masih ditemenin si Bobo.
Sebagai penjual buku sempat mikir lagi, "Apa iya, ini majalah masih laku? Toh, versi terbarunya masih terbit terus kok". Apa boleh buat, Bobo lawas tetap dipasarkan. Lagi-lagi. pertanyaan yang menghantui seketika terjawab, Bobo ludes terjual!
Uniknya, customer yang membeli edisi reguler bobo lawas secara berturut-turut adalah orang yang sama meski membelinya dengan jangka waktu yang agak jauhan, ketika ditrack dia lagi dia lagi. Sampai pada akhirnya, saya pun penasaran karena yang membelinya kebetulan orang dewasa dan edisinya juga sudah tidak urut, sempat mikir "Apa iya, orang sudah dewasa masih suka baca dan mengoleksi majalah anak, apalagi dengan jumlah yang banyak?", dilain sisi juga bergumam sendiri "Oh, mungkin mau bernostalgia dengan si Bobo".