Mohon tunggu...
Dina Betris
Dina Betris Mohon Tunggu... Perawat - Nurse

Menjadi perawat profesional

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menangani Tantangan Emosional: Strategi Meningkatkan Profesionalisme Perawat dalam Paliatif Care

10 Juni 2024   22:30 Diperbarui: 10 Juni 2024   22:45 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Apa yang terlintas di benak anda ketika mendengar kata “kanker”? Pasti jawabannya tidak jauh dari kata kematian, kesedihan dan keterpurukan. Pada tahun 2020, WHO merilis data Global Cancer Statistics (Globocan) yang menjelaskan di Indonesia terdapat 396.914 kasus kanker baru dengan 234.511 kematian (Kemenkes, 2024). Tapi bukan hal itu yang akan dibahas sekarang. Kanker merupakan satu dari banyak penyakit terminal. Penyakit terminal itu sendiri adalah kondisi ketika penyakit dinyatakan kemungkinan mengalami perbaikan tidak memungkinkan dan mengalami penurunan status fungsional seperti tidak berespon terhadap obat-obatan. Penanganan pasien terminal seringkali difokuskan pada perawatan paliatif.

Perawatan paliatif didefinisikan sebagai pendekatan yang bertujuan untuk memberikan dukungan emosional, memenuhi kebutuhan spiritual, serta memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa. Peran yang dapat dilakukan oleh perawat dalam perawatan paliatif, salah satunya adalah dengan memberikan rasa nyaman terhadap pasien (Silberman, 2021). Hal ini sesuai dengan teori Peaceful End of Life yang dikembangkan oleh Ruland & Moore (1998) dalam Alligood (2014) perawatan paliatif bertujuan untuk membantu pasien menghadapi kondisi akhir kehidupan yang sempurna. Keadaan akhir yang sempurna bagi pasien didefinisikan sebagai keadaan bebas dari rasa nyeri, merasakan kenyamanan, merasa dihargai dan dihormati, berada dalam kedamaian, dan merasakan kedekatan dengan orang di sekitarnya dan orang yang merawatnya.

Pasien dengan penyakit terminal selalu mengalami kehilangan, baik itu kehilangan peran, masa depan, dan kebiasaan. Kehilangan peran sangat mempengaruhi psikis pasien, membuat mereka merasa marah, tidak berdaya, atau bahkan putus asa. Hal ini terkadang mempengaruhi perasaan tim kesehatan, khususnya perawat yang menemani pasien selama 24 jam. Perawat sering kali memberikan rasa simpati bukan empati, mereka mungkin berlarut dalam kesedihan yang dialami oleh pasien. Selain itu dalam memberikan asuhan keperawatan paliatif, perawat juga sangat mungkin mengalami kelelahan. Hal ini terjadi karena setiap harinya perawat dihadapkan dengan diagnosa yang kompleks. Dalam menangani hal tersebut, perawatan paliatif memerlukan perawat yang memiliki kemampuan profesional yang tinggi untuk menghadapi tantangan emosional yang timbul dalam proses perawatan. 

Strategi meningkatkan profesionalitas perawat dalam perawatan paliatif diantaranya kemampuan mengelola emosi, meningkatkan motivasi, mengikutsertakan perawat dalam pendidikan atau pelatihan perawatan paliatif, dan kemampuan kerja sama tim (Sapeta, Paula, et al. 2021).

Dalam menghadapi berbagai kejadian yang penuh tekanan, perawat profesional harus memiliki kemampuan mengelola emosi yang timbul dalam situasi paliatif, sehingga dapat melakukan adaptasi dan pembelajaran dinamis dari waktu ke waktu. Rasa takut, sedih, marah, dan frustrasi yang timbul dapat mengganggu profesionalisme perawat dan mempengaruhi kualitas perawatan yang diberikan. Oleh karena itu, perawat harus memiliki strategi yang efektif untuk mengelola emosi ini, seperti mengembangkan kemampuan self-care, mengelola stres, dan memiliki dukungan dari tim perawatan yang lain. Strategi-strategi ini akan berkembang melalui proses refleksi diri sepanjang karier profesional, sehingga mengarah pada pengembangan pribadi.

Motivasi kerja dan sikap profesional sangat berpengaruh dalam pemberian perawatan paliatif. Dengan adanya hal tersebut, perawat mampu memisahkan antara hubungan pribadi dan pekerjaannya. Sehingga perawat bisa menanamkan cinta dan semangat untuk pekerjaan yang dilakukannya dan memaknai profesinya dengan baik.

Perawat harus memiliki kesadaran yang tinggi tentang pentingnya perawatan paliatif dan bagaimana mereka dapat berkontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Kesadaran ini dapat ditingkatkan melalui pelatihan yang lebih intensif dan pengembangan kemampuan perawat dalam mengidentifikasi dan mengatasi masalah yang dihadapi pasien. Selain itu, perawat harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan pasien dan keluarga, serta kemampuan untuk memberikan dukungan psikososial dan spiritual yang diperlukan.

Perawat juga harus memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan tim perawatan lainnya, seperti dokter, psikolog, dan konselor, untuk memberikan perawatan yang lebih holistik dan efektif. Kerja sama ini dapat membantu perawat dalam mengidentifikasi dan mengatasi masalah yang dihadapi pasien, serta meningkatkan kualitas perawatan yang diberikan. Dengan memiliki kemampuan-kemampuan ini, perawat dapat memberikan perawatan paliatif yang lebih berkualitas dan membantu meningkatkan kualitas hidup pasien. Hal tersebut harus ditunjang dengan fasilitas rumah sakit yang menyediakan pelayanan khusus perawatan paliatif.

 

Daftar Pustaka 

  • Alligood, M. R. (2014). Nursing theorists and their work – eight edition. Elsevier Health Sciences.
  • Kemenkes. (2024). Kanker masih membebani dunia. Diakses dari: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/blog/20240506/3045408/kanker-masih-membebani-duni a/, pada pukul 22:00.
  • Sapeta, P., Centeno, C., Belar, A., Arantzamendi, M. Adaptation and continuous learning: integrative review of coping strategies of palliative care professionals. Diakses dari: 10.1177/02692163211047149, pada 06 Juni pukul 23:00.
  • Silberman, M. (2021). Palliative care for chronic cancer patients in the community. New York: Springer Cham.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun