"Jauh dimata, dekat dihati" mugkin sebagian dari kita sudah tidak asing lagi dengan peribahasa itu. Kalimat jauh dimata dekat dihati berarti kondisi saat seseorang sedang berjauhan fisik atau raganya, namun tetap teringat dan merasa dekat. Perumpamaan seperti itu banyak digunakan orang-orang dalam obrolan sehari-hari. Ada juga peribahasa "kacang lupa pada kulitnya" yang biasa digunakan untuk seseorang yang sombong saat sudah sukses dan lupa dengan keadaan sebelum dia sukses. Dengan menggunakan kalimat perumpamaan, orang akan lebih tertarik dan mudah memahami maknanya. Penggunaan kalimat perumpamaan ternyata juga dipakai Rosulullah SAW. dalam menyebarkan ajaran agama islam dan berdakwah.
Dakwah merupakan suatu perbuatan mengajak, dan membujuk manusia supaya melakukan kebaikan serta mengikuti petunjuk dari Allah dan Rasul-Nya. Ketika melakukan dakwah, nabi terkadang menggunakan kata-kata perumpamaan untuk menggambarkan suatu makna kalimat dalam menyampaikan pesan dakwahnya kepada para sahabat. Kemampuan yang ada pada Nabi ini lebih dikenal dengan nama Jawami'ul Kalim. Misalnya dalam hadis dibawah ini, Rosulullah mempraktekan bahasa tamsil (perumpamaan) ketika berbicara dengan lawan bicaranya.
"Sungguh berpagi-pagi salah seorang di antara kamu pergi mencari kayu bakar dan membawanya di atas punggungnya lalu menjualnya, kemudian ia mensedekahkan hasilnya dan tidak tergantung pada orang lain itu adalah lebih baik dari pada ia meminta kepada seseorang, apakah ia memberinya atau menolaknya. Sesungguhnya tangan di atas (memberi) lebih utama dari pada tangan di bawah (menerima) dan mulailah kepada orang yang mempunyai tanggungan dan beban hidup." (HR. Imam Muslim)
Contoh yang sesuai dengan penjelasan hadis diatas, jika dilihat dimasa Rasulullah yaitu tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah. Artinya lebih baik menjadi orang yang memberi daripada orang yang meminta-minta. Dengan perumpamaan dan penjelasan seperti itu, akan memudahkan para pengikut nabi lebih paham dalam menghadapi suatu permasalahan.
Jika di masa sekarang kalimat perumpaan dalam berdakwah bisa dilihat pada pendakwah K.H Ainudin MZ, dalam salah satu dakwahnya beliau menggunakan bahasa tamsil. Beliau mengumpamakan kapal di lautan sebagai hati manusia dengan iman dan keyakinannya. Lautan itu sangat dalam dan adanya gelombang ombak yang besar bisa menggoyahkan sebuah kapal. Nah begitu pula manusia yang akan mendapat berbagai ujian dan cobaan dalam kehidupan sehingga harus sabar dengan menjaga iman.
Setelah memahami penggunaan bahasa tamsil yang ada pada hadis nabi, sudah semestinya kita untuk mencoba memakai perumpamaan-perumpaan ketika berdakwah. Perumpamaan yang kita pakai juga sebelumnya harus disesuaikan dengan orang yang akan menerima dakwah kita. Carilah kata-kata perumpamaan yang mudah dipahami sehingga pesan dakwah yang akan disampaikan bisa diterima dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H