Al-Qur'an adalah kalamullah sekaligus mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, melalui perantara malaikat Jibril yang disampaikan kepada umatnya secara mutawatir dan bagi yang membacanya akan bernilai ibadah. Al-Qur'an tidak hanya menjadi pedoman hidup bagi umatnya, namun juga menyimpan banyak keajaiban dalam setiap ayatnya.Â
Setiap bagian dari Al-Qur'an memiliki ciri khas dan pesan yang mendalam, yang seringkali baru bisa kita pahami seiring perjalanan waktu dan peningkatan pemahaman spiritual. Salah satu bagian dari Al-Qur'an yang memiliki daya tarik tersendiri adalah ayat-ayat Makkiyah. Ayat-ayat ini diturunkan di Makkah sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah.
1. Pengertian Ayat-Ayat Makkiyah
Ayat-ayat Makkiyah adalah ayat-ayat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebelum hijrah ke Madinah. Sebagian besar berbentuk ayat-ayat pendek dan ringkas serta biasanya berisi tentang ketauhidan, keimanan kepada Allah, serta penegasan tentang kehidupan setelah mati. Ada sekitar 86 surah yang termasuk dalam kategori Makkiyah, yang mencakup lebih dari 2.000 ayat.
Secara umum, ayat-ayat Makkiyah memiliki karakteristik yang berbeda dengan ayat-ayat Madaniyah yang diturunkan setelah Nabi hijrah. Ayat-ayat Makkiyah cenderung lebih banyak menekankan pada aspek aqidah, keimanan, dan pengajaran moral, serta sering kali disampaikan dengan bahasa yang tegas dan seruan yang kuat karena kebanyakan orang-orang yang diseru dengan ayat-ayat makkiyah ini adalah tipe orang-orang yang berpaling dari kebenaran dan sombong.
2. Kekuatan Iman dalam Ayat-Ayat Makkiyah
Salah satu keajaiban yang paling menonjol dari ayat-ayat Makkiyah ialah kemampuan untuk membangkitkan dan menguatkan iman. Pada saat wahyu-wahyu ini diturunkan, Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya berada dalam kondisi yang sangat sulit.Â
Pada saat itu, mereka menghadapi berbagai bentuk penindasan dan ancaman dari kaum Quraisy yang tidak menerima ajaran agama Islam. Ayat-ayat Makkyah memberikan ketenangan hati dan kekuatan jiwa pada mereka, meskipun dalam situasi yang penuh tekanan.
Contohnya terdapat dalam surah Al-Ahqaf ayat 13.
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan bahwa Tuhan kami adalah Allah kemudian mereka istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita."
Ayat ini menjelaskan tentang keadaan orang-orang yang istiqamah beriman kepada Allah di hari kiamat. Mereka tidak akan merasa khawatir dan bersedih (berduka cita) setelah mereka wafat.Â