Pesantren sebagai lembaga pendidikan elitis yang diorientasikan untuk melahirkan kelompok elit (pemimpin) agama cenderung melahirkan problem demokratisasi. Melalui kajian literatur dengan pendekatan filosofis mengenai gaya kepemimpinan, kultur dan model pembelajaran di pesantren dapat disimpulkan bahwa problem utama bagi upaya demokratisasi sistem pendidikan pesantren adalah terletak pada dua faktor.
Pertama adalah faktor teologis. Secara teologis agama yang dijadikan kerangka bagi pelaksanaan pendidikan pesantren cenderung melahirkan pendekatan indoktrinasi serta cenderung memunculkan mandat dan emosi keagamaan seperti otoriterisme dan pengukuhan identitas komunal.
Kedua adalah faktor kultural yang diwarisinya dari lembaga semacam ini sebelum mengalami islamisasi. Besarnya otoritas kyai dan keluarganya menandai karakteristik kultur pesantren. Terhadap yang pertama maka pendekatan indoktrinasi perlu diimbangi dengan pendekatanpendekatan yang menekankan pada proses.
Sekilas tentang Nurud Dhalam
Pondok pesantren Nurud Dhalam yang terbilang pondok kecil yang berada di kabupaten Bondowoso tepatnya di Wringin Tengah gang Melati yang diasuh oleh K.Khotib Ahmar Fauzi, yang dikenal dengan sebutan ND. Meskipun terbilang kecil, pembelajarannya tidak kalah saing dengan pondok salaf-salaf yang terkenal.
Mengapa demikian? Karena di ND tiap pagi,siang,sore hingga malam tidak luput dari kajian kitab yang diajar oleh keluarga dalem secara langsung yang dibantu oleh tenaga pendidik lainnya seperti ustad dan ustadzah.
Bagaimana tidak dikatakan keren,sudah diajar pengasuh secara langsung masih berbasis kitab tiap harinya. Tapi bagi sebagian anak yang tidak suka dengan kitab pasti akan mengeluh " kenyang tk ussa ngakan nasek reh,cokop ajher ketab" wkwkkwk
Kegiatan lain di ND yaitu seperti Tahfidz kitab seperti Imrithi dan lain sebagainya
Tiap tahunnya di ND pasti ada santri yang berhasil menghafal nadzam imrithi sebanyak 254 bait. Dan hal tersebut diapresiasi dengan diadakannya wisuda. dan juga terdapat penetapan wisuda terbaik tahfidz nadzam imrithi pada tahun tersebut.
Ada empat lembaga di ND yaitu: RA,MTs,MAN-De,Diniyah
masing-masing lembanga tersebut mempunyai cara masing-masing untuk mengapresiasi siswa-siswi yang berprestasi seperti contoh: memberikan piagam dan piala bagi siswa yang mendapatkan peringkat dan meraih juara lomba.